Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Insiden Bus Harapan Jaya, Pentingnya Pemetaan Jalur Rawan

Kompas.com - 28/02/2022, 10:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu dari tiga unit bus Harapan Jaya yang membawa rombongan wisatawan, ringsek ditabrak Kereta Api Dhoho ketika melewati perlintasan tanpa palang pintu di Desa Ketanon, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (27/2/2022).

Imbas dari kejadian tersebut, bus dengan pelat nomor AG 7679 US itu langsung melintang menghadang rel.

Dikabarkan lima orang  meninggal dunia, dengan rincian empat di lokasi kejadian, dan satu lagi di rumah sakit.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Dirmanto mengatakan, bus melaju dari arah Barat menuju Timur sebelum tiba di perlintasan kereta api tanpa palang. Insiden diduga karena kelalaian sopir bus.

"Tiga bus beriringan, bus pertama lolos. Bus kedua tertemper kereta, bus ketiga di belakangnya belum melintas. Penyebab terjadinya laka sementara karena kelalaian dari sopir bus." kata Dirmanto disita dari Regional.Kompas, Minggu (27/2/2022).

Baca juga: Adiputro Kembangkan Sasis Bus Listrik Monokok untuk Antar Kota

Kondisi Bus Harapan Jaya yang ringsek usai tertabrak kereta api Rapih Dhoho di Desa Ketanon, Tulungagung, Minggu (27/2/2022) pagi. 
ANTARA/HO-warganet Kondisi Bus Harapan Jaya yang ringsek usai tertabrak kereta api Rapih Dhoho di Desa Ketanon, Tulungagung, Minggu (27/2/2022) pagi.

Menanggapi hal ini, pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, kecelakaan rombongan bus pariwisata biasanya terjadi karena pengemudi yang tak paham dengan medan atau rute yang akan dilalui. Apalagi bagi pengemudi yang statusnya tidak tetap atau bukan pegawai Perusahaan Otobus (PO) tersebut, yang umumnya hanya bermodalkan SIM B1 atau B2.

"Walaupun tidak memiliki pengalaman cukup di rute tersebut. PO tidak memiliki risk journey yang dijadikan panduan pramudi ketika akan berangkat ke suatu tujuan. Hal ini mengakibatkan pengemudi tak paham road hazard mapping pada rute yang akan dilalui," ucap Djoko.

"Tidak ada tata cara mengemudi bus secara konvoi, sehingga pramudi cenderung ingin selalu cepat sampai tujuan tanpa memperhatikan keselamatan," katanya.

Tak hanya itu, Djoko juga menjelaskan kondisi tersebut akan makin parah bila penumpang yang berada di dalam juga ternyata memiliki peran, seperti meminta agar pengendara bisa lebih cepat agar sampai lebih dulu di tujuan.

Baca juga: Ariel NOAH Pakai Shogun, Berapa Kisaran Biaya Restorasinya?

Lampu dan sirine mati di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar meski kereta api terlihat sedang melintasDok. Desa Pasirharjo Lampu dan sirine mati di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar meski kereta api terlihat sedang melintas

Sedangkan terkait perlintasan sebidang yang dikabarkan tanpa palang pintu tersebut, Djoko menyarankan sebaiknya pihak pemerintah bersama instansi lain segera melakukan penanganan.

"Pemerintah Daerah melalui Dishub bekerja sama dengan PT KAI, melakukan audit agar dapat melakukan mitigasi risikonya sehingga ada solusi jangka pendeknya," ucap Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com