Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi BMW Indonesia Hadapi Krisis Cip Semikonduktor di 2022

Kompas.com - 23/02/2022, 17:12 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 2022, krisis cip semikonduktor di industri otomotif belum menunjukkan tanda akan usai. Tak terkecuali di Indonesia, pabrikan kendaraan bermotor harus menyusun strategi menghadapi isu tersebut.

BMW Group Indonesia pun mengakui bahwa krisis cip semikonduktor berpengaruh terhadap model mobil yang dipasarkan di Tanah Air. Meski cip yang digunakan dalam mobil terhitung sedikit, tetap memiliki dampak dalam proses produksi.

Director of Communication BMW Group Indonesia Jodie O'tania menuturkan bahwa pihaknya melakukan strategi pengurangan fitur yang bersifat tambahan dalam menghadapi krisis ini.

Baca juga: Jangan Salah Beli, Aki Mobil Mesin Diesel dan Bensin Berbeda

All-New BMW Seri 2 Gran CoupeBMW All-New BMW Seri 2 Gran Coupe

"BMW Global kita sudah memiliki strategi, bagaimana caranya kita tetap bisa memenuhi kebutuhan pelanggan di semua pasar. Apabila kita tidak bisa mendapatkannya, pun kita akan mengganti fitur-fitur yang tidak terlalu penting," kata Jodie dalam peluncuran virtual BMW Seri 2 Grand Coupe, Selasa (22/2/2022).

"Jadi fitur-fitur relevan pasti tetap ada. Tapi fitur-fitur yang sifatnya tambahan itu pasti akan di-adjust lagi. Dampak pasti ada, pengurangan fitur-fitur tapi yang dipastikan adalah fitur ini tidak relevan dan bukan kebutuhan primer untuk sebuah kendaraan," ucapnya menambahkan.

Product Manager BMW Indonesia Anindyanto Dwikumoro mengatakan, untuk teknologi primer yang berkaitan dengan mesin dan fitur keselamatan aktif tentu tetap dipertahankan. Contohnya seperti Dynamic Stability Control dan Performance Control.

Baca juga: Belajar Menyetir Mobil, Lebih Baik Pakai Matik atau Manual?

All-New BMW Seri 2 Gran Coupe@chongky All-New BMW Seri 2 Gran Coupe

Sementara fitur yang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap pengalaman berkendara akan disunat, namun tetap dikomunikasikan terlebih dahulu kepada diler dan konsumen.

"Kelengkapan sekunder yang biasanya menjadi opsional namun di Indonesia jadi standar, seperti wireless charging, ini kami konsolidasikan dengan diler, jika opsi ini kita kurangi dulu untuk sementara, dan kami memberikan penjelasan kepada pihak konsumen," kata Anindyanto.

"Karena ini adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan produksi kami tetap stabil dan tetap mengantarkan mobil-mobil ke konsumen seperti biasanya," ucapnya menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com