Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah Paham, Ini Perbedaan Seal Inside Tire dan Run Flat Tire

Kompas.com - 18/02/2022, 14:12 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi pada ban kendaraan terus berkembang seiring waktu. Selain teknologi run flat tire (RFT) atau ban yang tetap bisa melaju meski tanpa tekanan udara, ada pula teknologi seal inside tire. Jangan bingung membedakannya.

Bambang Widjanarko, Independent Tire & Rim Analyst, menuturkan bahwa kedua teknologi ban kendaraan tersebut sangat berbeda jauh.

Ia menjelaskan, teknologi seal inside tire merupakan pengembangan lebih lanjut dari tire paste, yakni pasta yang dimasukkan ke permukaan dalam ban tubeless yang berfungsi menambal secara otomatis apabila terdapat lubang pada ban.

Baca juga: Viral, Video Emak-emak Nekat Terobos Jalan Cor yang Masih Basah

Pasta tersebut memiliki kelemahan mudah menggumpal sehingga selalu bergerak ke segala arah saat ban melaju. Hal ini mengakibatkan ban jadi sulit untuk di-balancing. Maka dari itu diciptakan seal inside tire.

Ban kempis tetap bisa berjalan layaknya normal dengan kecepaan maksimum 80 kpj, menempuh jarak 120 km.BMW Ban kempis tetap bisa berjalan layaknya normal dengan kecepaan maksimum 80 kpj, menempuh jarak 120 km.

"Dari pabrikan menciptakan ban yang (permukaan dalamnya) diolesi pasta seperti gel. Nanti saat (ban) tertusuk paku, ketika paku ditarik, secara otomatis karena perbedaaan tekanan udara, gel tersebut akan tertarik mengisi lubang tersebut. Gel ini tebalnya kira-kira 2-3 milimeter," kata Bambang kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Berbeda, teknologi RFT merupakan penguatan dinding ban agar komponen karet pembungkus roda tersebut tetap bisa melaju dalam kondisi darurat tanpa ada tekanan udara di dalamnya.

Baca juga: Penjelasan MGPA soal Aspal yang Terkelupas di Sirkuit Mandalika

"Run flat tire (RFT) merupakan ban yang masih bisa berjalan meski tekanan udara di dalamnya habis. Dinding samping ban dipertebal sehingga lebih kokoh. Dinding ban cukup kuat untuk menahan agar pelek tidak terbentur permukaan aspal jalan," kata Bambang.

Ban tipe run flat tire.Mercedes-Benz Ban tipe run flat tire.

Namun RFT memiliki kelemahan. Sekali ban tersebut melaju tanpa tekanan udara akibat bocor, maka ban tersebut tidak akan bisa diperbaiki lagi. Sebab kondisi ban akan compang-camping usai beraksi melaju tanpa tekanan udara.

"Ban ini mampu menyelamatkan si pengemudi dan kendaraannya, tapi dirinya sendiri akan hancur. Tidak bisa diperbaiki lagi akhirnya harus dibuang, ganti dengan yang baru," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Toyota Voxy Terbaru Sudah Bisa Dipesan, Tanda Jadi Rp 15 Juta

Dari penjelasan yang sudah dipaparkan, Bambang menggarisbawahi perbedaan mendasar antara kedua teknologi ban tersebut.

Seal inside tire masih dapat diperbaiki dan digunakan kembali dengan batas kemampuan tertentu usai mengalami beberapa kali kebocoran. Berbeda dengan teknologi RFT yang sekali bocor dan beraksi melaju tanpa tekanan udara, maka sudah tidak bisa dipakai lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com