Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengemudi di Jalan Tol, Waspada Terkena Highway Hypnosis

Kompas.com - 09/11/2021, 08:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan maut yang menimpa artis Vanessa Angel beberapa waktu lalu, membuat para pengendara harus lebih berhati-hati saat mengemudi. Terutama ketika melintas di jalan tol.

Sebab, jalan tol didominasi dengan jalan lurus dengan durasi yang cukup lama sehingga bisa membuat pengemudi lengah dan bosan.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, saat mengemudi di jalan tol, pengemudi bisa mengalami gejala highway hypnosis. Kondisi tersebut terjadi karena kebosanan di jalan tol yang suasananya monoton.

Baca juga: Tumbuh, AISI Prediksi Penjualan Motor 2021 Capai 5 Juta Unit

“Highways Hypnosis merupakan bagian dari satu kondisi fatigue (keletihan). Profile dari jalan bebas hambatan itu kan lurus, monoton, kemudian pemandangannya itu-itu saja, membosankan. Jadi pengemudi gampang terbuai, seperti di hipnotis,” ujar Jusri saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/11/2021).

“Misalnya, dia mengemudi tapi pikirannya ke mana-mana (ngelamun). Jadi, apa yang dilakukan dengan otaknya tidak sinkron,” lanjutnya.

Jusri melanjutkan, highway hypnosis ini bisa menimpa pengemudi yang dalam keadaan bugar atau memiliki waktu tidur yang cukup. Sebab, pada dasarnya kondisi ini tercipta karena lingkungan yang membosankan.

Volume Lalu Lintas di Jalan Tol Meningkat, Jasa Marga Imbau Warga Patuhi Aturan BerkendaraJasa Marga Volume Lalu Lintas di Jalan Tol Meningkat, Jasa Marga Imbau Warga Patuhi Aturan Berkendara

Situasu ini tentu berbahaya dan membuat risiko kecelakaan semakin tinggi. Misalnya pengemudi mobil tertidur selama 1 detik dalam kecepatan 80 km per jam (kpj), mobil sudah melaju sejauh 22 meter. Jika tidak konsentrasi, dengan jarak seperti itu bisa saja pengemudi keluar jalur atau menabrak pembatas jalan.

Untuk mencegahnya, Jusri menegaskan, pengemudi harus dalam kondisi yang fit, serta memiliki waktu tidur yang cukup baik. Kemudian, rencanakan perjalanan, rute yang dilewati harus benar-benar diperhatikan.

"Selanjutnya, pengemudi harus mengerti apa yang dilihat, karena pada dasarnya yang kita lihat belum tentu kita mengerti," kata dia.

Baca juga: Ini Masalah yang Sering Dialami Xpander Model Lawas

“Contoh, 50 meter depan kita ada pejalan kaki yang siap-siap menyebrang. Jangan sekadar melihat, kalau sekadar melihat orang itu ada di bahu jalan, kita merasa aman. Tapi kita harus mengerti orang itu bisa saja menyebrang tiba-tiba, cek spion, kasih klakson, dan kurangi kecepatan. Read what you see,” lanjutnya.

Melakukan scanning atau melihat area sekitar seperti itu bertujuan untuk menstimulus otak kita dari situasi monoton.

“Jadi, menstimulus otak kita bukan dengan menambah kecepatan agar adrenalin kita terpacu atau bermain handphone saat berkendara, itu tentu berbahaya,” ucap Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com