Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Pengemudi Truk Patah oleh Penjahat Bersenjata

Kompas.com - 07/10/2021, 11:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini tersebar video yang menampilkan pencurian ban serep truk di pinggir jalan tol. Beruntung rombongan truk lain datang dan berhasil menakuti pencuri hingga kabur.

Menanggapi kejadian tersebut, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan, solidaritas pengemudi truk memang bisa membuat nyali penjahat jadi ciut.

“Kalau dilihat dari video, penjahat tadi terlihat belum profesional. Karena kalau yang profesional, memilih untuk menodong pengemudinya daripada harus mencuri ban serep,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Lampung, Ingat Bahaya Melaju di Bahu Jalan

Tangkapan layar video pemalakan sopir truk di PalembangAkun tiktok @adih0020 Tangkapan layar video pemalakan sopir truk di Palembang

Solidaritas pengemudi truk memang kuat di jalan. Para sopir tak segan akan saling bantu-membantu dikala menghadapi kesulitan, salah satunya kejahatan di jalan. 

Tapi, kondisinya bisa berbeda kalau menghadapi kejahatan yang bisa mengancam keselamatan pengemudi lain.  Apalagi jika penjahat tadi memegang senjata tajam atau api, yang ada malah mental pengemudinya yang ciut.

Sampai saat ini, pengemudi truk tidak diperbolehkan untuk membawa senjata api atau tajam untuk membela diri.

Baca juga: Masih Ada yang Belum Tahu, Cara Isi Air Radiator Mobil yang Benar

“Kecuali kalau jumlah pengemudinya lebih banyak secara signifikan, baru bisa melawan. Tapi kalau sudah satu lawan satu, yang tidak memegang senjata sudah pasti di ujung tanduk,” kata Bambang.

Sampai sekarang, pengusaha truk hanya bisa berharap kepada Polisi Republik Indonesia sebagai penegak hukum yang dipersenjatai. Selain itu Polri juga punya wewenang melakukan tindakan yang tepat dan terukur terhadap pelaku aksi kejahatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com