Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Terperosok ke Selokan, Ingat Lagi Bahaya Mengantuk

Kompas.com - 21/09/2021, 07:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengantuk dan kelelahan merupakan dua kondisi paling berbahaya saat berkendara. Tidak jarang alasan tersebut mencuat apabila terjadi suatu kecelakaan.

Seperti insiden yang baru-baru ini menimpa Wuling Confero S di Jalan Pulomas Raya, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (20/10/2021). Mobil itu terperosok ke selokan sedalam 1,5 meter lantaran sang sopir mengantuk, sehingga jauh dari kata konsentrasi.

“Karena ngantuk saja kali ya. Kaget, harusnya menginjak rem, tetapi malah injak gas,” ujar sang sopir, Khairi, dikutip dari Megapolitan Kompas.com, Senin (20/10/2021).

Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Fitur ABS dan Cara Penggunaannya

Terkait hal ini, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kembali mengingatkan, bahwa berkendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya seperti dalam kondisi mabuk.

Oleh sebab itu, jangan pernah memaksakan, lebih baik berhenti sebentar untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut.

“Sebab, otak terlambat memberikan tanggapan akan tangkapan indera kita. Ketika dalam kondisi berkendara, tidak fokus selama beberapa detik saja bisa berakibat fatal,” ujar Jusri saat dihubungi Kompas.com.

Ilustrasi berkendara saat ngantuk dan lelahhuffingtonpost.com Ilustrasi berkendara saat ngantuk dan lelah

Menurut Jusri, kejadian yang dapat dialami para pengemudi di jalan adalah gejala microsleep. Ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang hendak melakukan perjalan jauh.

“Microsleep itu keaadaan badan tertidur hanya sesaat. Mungkin sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga saat mata terbuka, saat tengah berkendara. Ini tentu berbahaya,” katanya.

Baca juga: Diskon PPnBM Diperpanjang, Target Penjualan Mobil Tahunan Bisa Tercapai

Jusri menambakan, kalau memang pengemudi dari awal merasa masih mengantuk atau lelah, sebaiknya gunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat aman.

“Bisa juga dengan melakukan aktivitas lain yang sifatnya menghilangkan kantuk. Seperti mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada di sebelah untuk mengobrol, ataupun stimulasi otak dengan membaca apa yang terlihat,” katanya.

Apabila sudah tidak kuat, Jusri menegaskan, lebih baik pengemudi cari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com