Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban Depan Bus Transjakarta Copot, Jangan Pakai Vulkanisir

Kompas.com - 04/06/2021, 08:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Satu foto yang diunggah akun TMC Polda Metro Jaya di Instagram memperlihatkan bus TransJakarta yang mengalami masalah pada ban depan, di samping Pos Lantas Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021).

Ban depan bus TransJakarta ini menggunakan jenis vulkanisir dan lapisannya copot.  Vulkanisir merupakan jenis ban yang sudah mengalami proses penambahan alur yang sudah aus sebelumnya.

Sebenarnya, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015, tertulis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Angkutan Perkotaan, ban depan tidak boleh menggunakan ban vulkanisir.

Baca juga: Daftar Harga HR-V dan CR-V Usai PPnBM 50 Persen

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by TMC Polda Metro Jaya (@tmcpoldametro)

 

Namun untuk ban belakang, masih diperbolehkan memakai ban vulkanisir. Ada beberapa alasan mengapa ban depan bus atau angkutan perkotaan tidak diperbolehkan memakai ban vulkanisir.

Bambang Widjanarko, Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY mengatakan, alasan ban vulkanisir tidak dipakai di bagian depan adalah karena kekuatannya yang sudah berkurang.

"Karena ban vulkanisir dianggap sebagai kehidupan kedua sebuah ban. Tentu kekuatan casing-nya tidak sebagus ban yang masih orisinil," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: MotoGP Terlalu Kencang, Marc Marquez Sebut Kecepatan Harus Ada Batasan

Selain itu, jika dipasang pada bagian belakang bus yang biasanya memakai model ganda, ketika vulkanisir terlepas, kendaraan masih bisa berjalan. Berbeda ceritanya jika vulkanisir terlepas pada ban depan, tentu bisa berbahaya.

Pemilik PO SAN sekaligus Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan mengatakan, ban depan bus atau truk itu modelnya tunggal dan mengatur arah kemudi, jadi beban kerjanya berat.

“Apabila bannya meledak, handling kendaraan menjadi sulit. Sedangkan bagian belakang yang ganda bisa lebih aman kalau terjadi masalah pada ban,” ucap pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com