Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diler Suzuki Tawarkan Jimny Tanpa Inden, Harga Tembus Rp 500 Jutaan

Kompas.com - 18/03/2021, 07:12 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Suzuki Jimny merupakan salah satu mobil fenomenal dengan antrean inden hingga tahunan. Konsumen yang berniat untuk membeli Jimny saat ini mungkin baru bisa mendapatkan unitnya sekitar 2 sampai 3 tahun ke depan.

Kuota Jimny yang terbatas jadi salah satu sebabnya. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebagai agen pemegang merek hanya bisa mensuplai puluhan unit tiap bulannya.

Sementara peminat Jimny di seluruh dunia terbilang membludak. Tak heran inden hingga tahunan tak bisa terhindarkan.

Baca juga: Terungkap, Rencana Peluncuran Raize dan Rocky April 2021

Penampakan Suzuki Jimny Sierra di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (1/8/2018) atau sehari menjelang dibukanya Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018.Kompas.com/Alsadad Rudi Penampakan Suzuki Jimny Sierra di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (1/8/2018) atau sehari menjelang dibukanya Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018.

Namun praktik di lapangan ternyata berbeda. Konsumen bisa mendapatkan unit lebih cepat dari perkiraan, asalkan rela terkena skenario upping price yang dilancarkan sejumlah diler.

Salah satu pramuniaga Suzuki di Jakarta misalnya, menawarkan Jimny dengan harga yang lebih tinggi dari harga normal. Tapi konsumen bisa langsung mendapatkan unit tanpa harus inden tahunan.

“Bisa beli Jimny tanpa inden, nanti dicarikan unitnya. Tapi tidak bisa pilih warna. Harga Rp 525 juta,” ujar pramuniaga tersebut, kepada Kompas.com (17/3/2021).

Baca juga: Estimasi Harga Pajero Sport jika Dapat PPnBM 0 Persen

Ilustrasi Interior Suzuki Jimny yang memiliki hand grip pada dasbor dan pintu.Suzuki Ilustrasi Interior Suzuki Jimny yang memiliki hand grip pada dasbor dan pintu.

Menanggapi fenomena ini, Head of 4W Brand Development & Marketing Research PT SIS Harold Donnel, mengatakan, pada prinsipnya perusahaan tidak merestui praktik upping price.

“Jadi ini yang namanya mekanisme pasar, ketika suplai lebih kecil dari permintaan itu pasti ada pertarungan seperti ini,” ujar Harold, kepada Kompas.com (17/3/2021).

“Kami tidak bisa intervensi, praktik di lapangan natural terjadi. Diler yang mengatur penjualan,” katanya.

Baca juga: Estimasi Harga Fortuner jika Dapat PPnBM 0 Persen, Diskon hingga Ratusan Juta Rupiah

Test Drive Suzuki JimnyKompas.com/Dio Test Drive Suzuki Jimny

Menurut Harold, ada beberapa skenario yang membuat praktik upping price terjadi di lapangan. Pertama, batalnya inden seseorang yang memesan Jimny.

“Misalnya saya pesan Jimny dan sudah dijadwalkan bakal sampai bulan depan, tapi sebelum barang itu datang, saya sudah membatalkan pesanan. Nah kondisi ini yang dimainkan diler,” ucap dia.

Skenario kedua, harga Jimny yang mengalami upping price memang sudah diprediksi sebelumnya oleh para pedagang.

Baca juga: Honda Sambut Baik Perluasan Insentif Pajak 0 Persen untuk Mobil 2.500 cc

Test Drive Suzuki Jimny Test Drive Suzuki Jimny

“Di antara sekian banyak pemesan Jimny pasti ada salah satunya pedagang. Jadi mereka-mereka ini memang berniat akan menjual kembali,” kata Harold.

“Saya memang sudah banyak mendengar praktik ini, rata-rata memang pasang harga sekitar Rp 500 jutaan ke atas,” tuturnya.

Untuk diketahui, saat ini Jimny dipasarkan dalam empat varian yang ditawarkan mulai Rp 395,5 juta sampai Rp 411 juta. Adanya fenomena tersebut membuat harga Jimny lebih mahal Rp 100 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com