Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Air Suspension

Kompas.com - 01/01/2021, 11:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pencinta modifikasi yang menggunakan suspensi udara atau air suspension. Namun, sedikit yang mengetahui tentang sejarah, cara berkendara, dan cara perawatan dari komponen penunjang kenyamanan berkendara tersebut.

Pada tahun 1902, William Humphreys menciptakan sistem suspensi udara yang idenya dipatenkan. Prinsip kerja sistem suspensi ini adalah menggantikan per baja dengan bantalan udara yang dapat diatur tingkat kekerasannya secara fleksibel sambil melaju.

Baca juga: Cara Merawat Air Suspension Mobil Agar Lebih Awet

Air suspension mengizinkan penggunanya untuk mengatur sendiri tinggi rendahnya ground clearance suatu kendaraan.

Meski banyak dijual di pasaran dengan merek-merek aftermarket, tapi tidak disarankan untuk sembarangan memasang komponen ini.

Modifikasi Xpander dengan Air SuspensionRio Pandu/XMOC Modifikasi Xpander dengan Air Suspension

Riefky Bhaskoro, pemilik Akasia Motor, bengkel spesialis air suspension, menyarankan, pilihlah bengkel pemasangan yang tepat, yang bukan hanya sekadar bisa memasang perangkat tersebut.

"Bengkel tersebut juga harus benar-benar paham tentang air suspension. Selain itu, juga harus memberikan garansi dari hasil kerjanya dan barang yang ditawarkannya juga jelas," ujar Riefky, saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Riefky menambahkan, jika dibandingkan dengan suspensi biasa, air suspension memiliki cara kerja yang lebih rumit.

Sebab, cara kerjanya tidak hanya secara mekanikal, tapi juga elektrikal. Maka itu, bengkel yang memasang juga harus benar-benar paham.

Baca juga: Mengenal Tipe Sasis Bus dengan Air Suspension, Ada Narrow dan Wide

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika menggunakan air suspension, karena sama saja dengan sistem suspensi yang mekanikal atau statis. Hanya saja, untuk perawatan dan barangnya saja yang jauh lebih mahal," kata Riefky.

Kendaraan yang sudah disematkan air suspension tidak membutuhkan teknik khusus dalam mengendarainya, sama saja seperti menggunakan suspensi biasa.

"Setiap orang memiliki driving attitude yang berbeda, ada yang halus dan ada yang kasar. Mobil yang sudah memakai air suspension bebas saja mau dibawa secara halus atau kasar," ujar Riefky.

Air Suspension lansiran Revolt yang digunakan Suzuki Ertiga tipe GL tahun 2016.GridOto.com Air Suspension lansiran Revolt yang digunakan Suzuki Ertiga tipe GL tahun 2016.

Menurut Riefky, dampaknya nanti pada ketahanan atau durabilitas dari air suspension tersebut. Tentunya, jika bawa mobil dengan kasar, maka usia air suspension juga tidak akan bertahan lama.

"Kalau bawa mobilnya kasar, jangankan air suspension, bagian kaki-kaki lainnya juga pasti akan lebih cepat rusak dibanding dengan orang yang cara berkendaranya wajar dan pintar merawat barang," kata Riefky.

Riefky mengatakan, jika cara berkendaranya halus, asalkan air suspension dipasang dengan benar dan oleh orang yang ahli, maka tidak akan ada masalah yang berarti pada air suspension.

Untuk cara perawatannya sendiri, pengguna air suspension wajib memerhatikan bagian selang, kompresor, klep, naple, tabung udara, dan jalur kelistrikannya.

Pelek besar ditambah air suspensionStanly/KompasOtomotif Pelek besar ditambah air suspension

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com