JAKARTA, KOMPAS.com – Ban kendaraan merupakan komponen yang memiliki usia pakai. Jika alur ban sudah menenai Tread Wear Indicator (TWI), sebaiknya melakukan penggantian ban dengan yang baru.
Jika diperhatikan, terlepas dari penggerak depan atau belakang, biasanya ban depan akan lebih dulu mengalami keausan dibanding yang belakang, mengapa hal ini bisa terjadi?
On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, ban depan mobil memiliki kinerja yang lebih berat dibanding ban belakang.
Baca juga: Modal Rp 100 Juta, Bisa Ubah Toyota Hiace Jadi Campervan
“Ban depan lebih cepat aus karena sebagai pengarah dari laju kendaraan. Selain itu, waktu pengereman, ban depan lebih berat kerjanya, bobot kendaraan juga sebagian besar ke arah depan,” ucap Zulpata kepada Kompas.com, belum lama ini.
Karena berperan sebagai pengarah gerak mobil, ban depan paling sering bergesekan dengan aspal. Kemudian saat parkir juga ban dibelokkan tanpa adanya pergerakkan, sehingga ban depan memang wajar untuk lebih cepat aus.
Selain itu, mobil saat ini lebih banyak didominasi oleh sistem penggerak roda depan. Mobil dengan sistem penggerak roda belakang semakin kecil jumlahnya di pasar.
Baca juga: Pilihan Skutik 250 cc Bekas Belum Banyak, Pasaran Xmax Rp 40 Jutaan
“Cara berkendara seperti rem mendadak, menikung agak cepat sampai selip, ditambah kelurusan roda kurang sempurna atau spooringnya kurang baik, hal-hal seperti ini yang membuat ban depan cepat aus,” kata Zulpata.
Jika pemilik kendaraan ingin tingkat keausan ban merata pada setiap sisi, bisa melakukan rotasi pada bannya. Rotasi ban bisa dilakukan setiap 10.000 km. Kemudian perhatikan juga tekanan udara ban agar bisa memaksimalkan usia pakai ban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.