Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Harus Kempiskan Ban Sebelum Isi Nitrogen

Kompas.com - 27/07/2020, 18:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ingin mengisi nitrogen untuk ban mobil atau sepeda motor, petugas akan bertanya apakah sudah pernah diisi nitrogen atau belum. Jika belum maka ban akan dikempiskan dulu baru kemudian diisi nitrogen.

Muchlis, pendiri dan CEO My Nitro, penyedia jasa isi Nitrogen buat ban kendaraan, mengatakan, ban dikempiskan dulu agar saat diisi kembali maka kandungan nitrogen di dalamnya bisa benar-benar tinggi.

Baca juga: Daftar Mobil yang Pernah Kena Recall di Indonesia

"Sebetulnya di udara biasa jumlah nitrogen itu sudah 78 persen, cuma sisanya berbagai macam, termasuk ada kandungan airnya. Maka kita kempiskan dulu baru kita isi nitrogen murni 99,9 persen," kata Muchlis kepada Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Muchlis mengatakan, pengempisan ban hanya dilakukan jika sebelumnya ban tidak diisi nitrogen. Jika sudah pernah pakai nitrogen maka tinggal tambah saja. Sebab udara di dalam ban sudah homogen.

"Kalau sudah diisi nitrogen tinggal tambah saja. Makanya kalau kita lihat kan suka ada tutup pentil hijau dan hitam. Warna hijau biasanya menandakan pakai nitrogen. Tapi itu biar tahu (keciri) saja," kata Muchlis.

Baca juga: [VIDEO] Tes Drive Pindad Maung di Kandang

Muchlis mengatakan, penggunaan nitrogen buat ban kendaraan punya beberapa keunggulan. Pertama yaitu titik didih nitrogen lebih tinggi sehingga bisa mencegah ucara memuai dan ban meledak di suhu tinggi.

Molekulnya juga lebih besar ketimbang gas lain di udara bebas. Manfaatnya udara di ban tidak mudah kempis, selain itu juga ban sedikit lebih enteng karena berat molekulnya lebih ringan ketimbang udara kompresor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com