JAKARTA, KOMPAS.com - Program bahan bakar campuran biodiesel 30 persen dengan bahan bakar nabati atau B30 telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Langkah tersebut diputuskan usai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan uji penggunaan B30 terhadap beberapa kendaran sejauh 50.000 kilometer di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Jika kita konsisten menerapkan B30 ini, kita bisa menghemat devisa kurang lebih Rp 63 triliun (per tahun). Jumlah yang sangat besar sekali," kata Jokowi di keterangan resmi, Selasa (24/12/2019).
Baca juga: Alasan Jokowi Percepat Implementasi Program B30
Menurut Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna, penggunaan B30 mampu meningkatkan daya kerja mesin untuk kendaraan berkapasitas 3,5 ton.
Namun, tingkat konsumsi bahan bakarnya sedikit menurun antara 0,01 hingga 0,08 gram. Adapun pergantian filter bahan bakar bagi kendaraan baru, perlu diganti pada rentang penggunaan 7.500 - 15.000 kilometer.
"Artinya, pergantian filter sedikit lebih awal setelah itu normal. Meski demikian, melihat manfaat lebih jauh dari penggunaan B30 ini, saya rasa tidak ada masalah," katanya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Mengenal BBM Solar B30 yang Diresmikan Jokowi
Tetapi, bahan bakar tersebut masih mendapat keraguan terutama di kalangan pengusaha bus. Kepada Kompas.com, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menyatakan masalah atas sifat umum biodiesel yang menjadi gel belum dipecahkan.
"Sekarang saja yang B20 masih suka bermasalah yaitu pada sifat bahan bakar yang menjadi gel (menggumpal). Sehingga, pada wilayah yang dingin, pengendara harus memanaskan dahulu supaya kembali mencair," kata dia, belum lama ini.
"Belum lagi pergantian filter solar yang lebih cepat. Perlu diketahui, filter solar ada dua, masing-masing berharga Rp 300 ribuan. Injektor juga bisa bermasalah, ini harganya mencapai Rp 16 juta jika diganti. Makanya, kami perlu jaminan garansi kalau injektor aman sampai beberapa tahun," lanjut Sani, sapaan akrabnya.
Baca juga: Diresmikan, Ini Perjalanan Biodiesel B30 di Indonesia
Hal serupa juga diungkapkan beberapa agen tunggal pemegang merek di tanah air, seperti PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Namun untuk produk terbaru, masalah itu diklaim sudah diselesaikan.
"Produk kami sudah menggunakan double filter, seperti mu-X dan GIGA. Sehingga kemungkinan kerak untuk terlepas jauh lebih tinggi karena sifat bahan bakar biodiesel itu adalah 'soapy' yang bisa menyumbat injector pump," ucap General Marketing Division PT IAMI Attias Asril.
"Nozzle Isuzu pun telah dilapisi Diamond Like Carbon (DLC) yang mampu mencegah penyumbatan tersebut," katanya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.