Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Yamaha Masih Andalkan Sasis Deltabox?

Kompas.com - 04/12/2019, 08:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) akhirnya meluncurkan motor sport bergaya retro, yakni XSR155. Motor ini memiliki basis yang sama dengan MT-15, dibekali dengan sasis deltabox.

Deltabox sendiri adalah teknologi yang dikembangkan oleh Yamaha. Rangka ini diklaim bersifat lebih kaku dan mampu meningkatkan stabilitas berkendara.

Baca juga: Bangun Yamaha XSR155 dari V-Ixion, Jauh Lebih Murah Daripada Beli Baru

"Kita sudah belasan tahun pakai rangka model itu, jadi sekarang masih kami pertahankan," kata Ridwan Arifin, Service Education Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), di Jakarta, belum lama ini.

Sasis deltabox YamahaIstimewa Sasis deltabox Yamaha

Saat pertama kali diciptakan, deltabox memiliki tujuan untuk memperoleh kekakuan yang lebih sempurna, Sehingga, performa mesin bisa lebih ditingkatkan.

Dasar teknologinya diambil dari motor balap YZR500 OW61 yang digunakan pertama kali tahun 1982. Teknologi deltabox Yamaha memiliki tingkat kekakuan hingga empat kali lipat. Tak hanya itu, material yang digunakan juga lebih ringan.

Baca juga: Bangun Motor Custom, Pilih Kawasaki W175 atau Yamaha XSR155?

Setelah berevolusi beberapa kali, pada tahun 2002 Yamaha memunculkan deltabox ketiga yang dilengkapi dengan teknologi canggih, yaitu hydro formed construction frame.

Teknologi tersebut dapat meminimalkan banyak titik pengelasan. Sehingga, tingkat kekakuan pada rangka atau sasis meningkat hingga 30 persen.

Jadi, sasis deltabox dapat memberikan stabilitas yang baik saat bermanuver dan juga lebih ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com