Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanyaan "Standar" soal Sepeda Motor Listrik

Kompas.com - 13/06/2019, 19:02 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia otomotif memasuki masa transisi dengan hadirnya kendaraan listrik. Sebagai tren yang terbilang baru, para produsen sepeda motor listrik harus ekstra mengedukasi calon konsumen mengenai motor listrik.

Frengky Osmond, Marketing Communication PT Triangle Motorindo, produsen Viar Q1 yang merupakan motor listrik mengatakan, selama ini masih banyak calon konsumen yang belum percaya dengan kemampuan motor listrik.

"Ada beberapa pertanyaan serius yang terus ditanyakan mengenai motor listrik. Seperti apakah pengendara akan tersetrum, bagaimana jika melewati banjir, jika motor dicuci, dan jika baterai habis," kata Frengky kepada Kompas.com, Kamis (13/6/2019).

Baca juga: Mengenal Karakter Konsumen Jimny di Indonesia

Frengky mengatakan, jenis pertanyaan seperti ini merupakan hal lumrah karena motor listrik masih terbilang baru di Indonesia. Unit yang ada di jalan juga masih terbatas, serta minimnya infrastruktur motor listrik makin membentuk pertanyaan semacam itu.

"Padahal kita tahu, sebagai produsen hal seperti itu yang pasti pertama kami pecahkan, concern kami. Tapi itu yang memang harus dijalani, sebab masyarakat kita belum terbiasa dengan motor listrik," katanya.

Presiden Joko Widodo menjajal motor listrik Gesits di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018).KOMPAS.com/IHSANUDDIN Presiden Joko Widodo menjajal motor listrik Gesits di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Frengky menjelaskan, untuk penanganan banjir, mencuci dan yang hubungannya dengan korsleting karena air sudah terpecahkan. Sebab bagian-bagian yang rawan air pada dasarnya sudah dilapisi dengan komponen anti air.

Baca juga: Perlukah Melakukan Pembilasan Oli Motor?

Sedangkan untuk pertanyaan seputar baterai, seperti bagaimana jika baterai habis di tengah jalan atau lama mengisi dapat dilihat dari indikator. Fungsi indikator baterai tak ubahnya dengan meteran bensin di motor bakar konvensional.

"Misalkan indikator baterai tinggal 1 bar, artinya dayanya sudah lemah, maka sebaiknya dicharging dulu. Sama saja seperti mesin bensin. Kemudian isi dimana? karena itu kami kembangkan sistem battery swap. Jadi sistemnya beli isi ulang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com