Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Baru MPV Sejak Kehadiran Xpander

Kompas.com - 12/02/2019, 14:25 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berpuasa cukup lama dan akhirnya berbuka puasa dengan nikmat. Analogi puasa dan berbuka dengan nikmat ini sedang dirasakan Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), dimana sedang menikmati potongan kue terbesar dari segmen tergemuk di Indonesia, yakni mobil multi guna (MPV), dengan Xpander.

Perjalanan Mitsubishi di Indonesia terbilang cukup panjang, dan pabrikan berlambang tiga berlian ini juga bukan pemain baru yang bertarung di segmen MPV.

Sebut saja Mitsubishi pernah menelurkan Grandis pada dekade 2003-an, Grandis adalah MPV kelas menengah dengan mengusung mesin 2,0 liter. Lalu Mitsubishi memasarkan Maven, MPV hasil rebadge Suzuki APV pada medio 2005 sampai 2009. Hasilnya tidak bisa dibilang jelek, penjualan tertinggi Maven ada di 2005 dengan menembus angka 1.175 unit.

Sah-sah saja tentunya melakukan rebadge dari sebuah produk merek lain yang sudah ada, apalagi Mitsubishi dan Suzuki diketahui cukup memiliki kedekatan, dengan kolaborasi produk niaga di segmen pikap.

Produk mobil multiguna lainnya yang ditelurkan Mitsubishi adalah Delica, yang berada di segmen MPV medium, dengan kemampuan setara dengan SUV.

Baca juga: Xpander Ubah Peta Persaingan LMPV di Indonesia

Deretan produk ini yang kemudian menjadi pengalaman buat Mitsubishi menelurkan senjata pamungkas buat bertarung di segmen tersengit, mobil sejuta umat atau mobil multiguna bawah, atau low MPV.

Mitsubishi Xpander Komparasi Trans Jawa via Pantura Mitsubishi Xpander Komparasi Trans Jawa via Pantura

Sebelumnya, Mitsubishi sudah terkenal mapan memasarkan SUV, dengan produk ikonik Pajero Sport sebagai salah satu pemegang pangsa pasar terbesar di segmen SUV medium. Selain itu, ada juga Outlander Sport di segmen crossover, Mirage di segmen city car, dan Delica yang sudah disebutkan di atas.

Persiapan panjang dengan studi pada market low MPV sudah pasti dilakukan Mitsubishi, guna menyiapkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia. Intinya bukan hanya menyiapkan mobil berkapasitas tujuh penumpang tapi dengan kemampuan dan fitur yang sama dengan kompetitor, yang sudah lebih lama berada di segmen terlaris itu.

Kompas.com menjadi salah satu media yang pertama kali merasakan dengan menguji Xpander di fasilitas pengujian Mitsubishi, di Okazaki, Jepang, pada pertengahan 2017 silam. Skema uji coba yang dilakukan menggunakan metode komparasi.

Mitsubishi menyediakan semua produk di segmen low MPV, mulai Toyota Avanza, Suzuki Ertiga dan Honda Mobilio. Penguji dipersilahkan mengemudi tiga mobil tersebut, baru kemudian terakhir mengetes Xpander. Ini seakan menjadi sinyal bahwa Mitsubishi melakukan studi terhadap produk kompetitor, guna mencari apa yang kurang sempurna di MPV merek lain, untuk kemudian disempurnakan pada model bernama Xpander.

Tes drive Mitsubishi Xpander Tes drive Mitsubishi Xpander

Keluar dari Pakem

Mitsubishi tentu sadar sebagai pemain yang “terlambat” bertarung di segmen low MPV, membutuhkan sesuatu yang berbeda untuk bisa bersaing. Bukan hanya bersaing, tapi tujuan utama yakni menjadi salah satu pemegang pangsa pasar.

Selama hampir satu tahun lebih, Mitsubishi menggoda publik dengan memamerkan model konsep bernama XM Concept, sebagai cikal bakal dari Xpander. Desain yang futuristik bahkan terkesan agresif, sebagai cara untuk keluar dari pakem desain low MPV yang terkenal bermain aman dan konvensional.

Mitsubishi tidak tergoda untuk bercampur dengan satu lapak bernama low MPV, dan membuat kotak sendiri bernama small MPV. Kampanye ini terus digaungkan di pameran otomotif berskala internasional seperti IIMS dan GIIAS, serta pameran bersifat lokal. XM Concept dengan warna hijau kekuningan itu dipamerkan untuk mendapatkan respon positif dari publik.

Strategi lain sebelum melempar Xpander ke pasaran adalah membenahi layanan penjualan. Modal dasar sebelum melakukan penjualan adalah layanan yang bersifat penjualan dan purnajual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com