Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindai Sidik Jari Jadi Fitur Wajib Mobil Masa Depan

Kompas.com - 27/09/2018, 11:42 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Sumber USA Today

JAKARTA, KOMPAS.com - Makin berkembangnya teknologi membuat produsen otomotif juga memperhatikan kebutuhan keamanan bagi produk mereka. Saat ini sebuah perusahaan di Silicon Valley tengah mengembangkan keamanan kendaraan dengan penggunaan sidik jari.

Corporate Vice President Synaptics Godfrey Cheng mengungkapkan teknologi pemindai sidik jari saat ini sudah digunakan di hampir semua barang yang ditemui sehari-hari. Ia mencontohkan penggunaan sidik jari di bank, sampai telepon genggam.

"Teknologi ini akan dapat digunakan pada kendaraan sekitar empat tahun lagi. Tidak hanya membuka tutup pintu, tapi juga untuk menyalakan mesin," ucap Cheng dikutip dari USA Today, Kamis (27/9/2018).

Keinginan penggunaan teknologi ini didasari pada kunci kendaraan saat ini rentan dengan masalah keamanan. Selain pemindai sidik jari, ke depannya produsen akan menggunakan teknologi pengenalan wajah bahkan pemindai retina.

Kunci FOB kendaraan saat ini, yang menggunakan teknologi sinyal, dapat dimanipulasi pelaku kriminal. Saat ini alat pemindai sinyal dapat dibeli dan dimanfaatkan untuk mencuri sinyal kunci kendaraan yang tersimpan di kantong atau tas atau dari dalam rumah bahkan bisa hanya tinggal menyalin nomor kode untuk akses ke kendaraan.

Baca juga: Kurangi Kecelakan Jabar, Ridwan Kamil Mau Adopsi Teknologi Korsel

"Di masa depan kunci wireless FOB tetap digunakan namun ditambah dengan pengaman biometrik. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kunci FOB, harus ada tambahan yakni sidik jari. Kami menjajal dengan sentuhan, pendengaran, penglihatan da suara. Semua bisa dilakukan kecuali rasa dan bau," ucap Cheng.

Cheng mengungkapkan, teknologi keamanan kendaraan masih dapat berkembang. Perusahaan Synaptic sendiri sudah mulai menciptakan purwarupa SUV yang menggunakan beberapa teknologi keamanan, salah satunya dicontohkan bila pengemudi tercatat belum melakukan pembayaran pajak kendaraan, kendaraan tidak akan dapat digunakan.

Penggunaan teknologi biometrik ini tidak hanya untuk keamanan saja. Ke depannya program kendaraan dapat langsung mengatur musik favorit pengemudi, pengaturan tempat duduk, navigasi, serta temperatur kabin favorit pngemudi. Termasuk mengontrol jarak bepergian bagi pengendara usia muda.

"Teenager mode ini bisa diatur misal si anak sedang dalam pengawasan untuk tidak pulang malam atau bepergian terlalu jauh. Termasuk mengatur output tenaga mesin agar ia tidak melaju terlalu kencang. Dulu pilihanya, kita mau memberikan kunci atau tidak, sekarang kita bisa mengatur mereka untuk bepergian dalam jarak tertentu dan memberikan akses pada kendaraan secara terbatas," ucap Cheng.

Baca juga: Honda Kenalkan Teknologi Baru Vario ke Mahasiswa

Remote kunci mobilStanly/Otomania Remote kunci mobil

Kenyamanan Dibandingkan Privasi

Isu teknologi ini banyak dihubungkan dengan hak privasi pengguna kendaraan. Namun berdasarkan survey yang dilakukan perusahaan penyedia teknologi keamanan, para pengguna lebih mementingkan kenyamanan dibanding isu privasi.

Perusahaan otomotif juga terus mengembangkan teknologi ini, dengan hati-hati, untuk beradaptasi dengan perubahan terhadap sistem keamanan terbaru.

"Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk melindungi fungsi-fungsi dasar kendaraan. Apa yang harus kita lakukan saat ini adalah menanggulangi ancaman kriminal. Perusahaan otomotif sedang berinvestasi untuk meningkatkan keamanan yang terhubung dengan desain kendaraan," ucap Executive Director Lembaga Nonprofit Automotive Information Sharing and Analysis center Faye Francy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber USA Today
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com