Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Toyota Turun ke Posisi Tiga Jualan Global

Kompas.com - 02/02/2018, 16:54 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Tokyo, KOMPAS.com – Setelah takhta merek terlaris globalnya digeser Volkswagen pada 2016 lalu, dan berada di posisi kedua, Toyota kali ini harus kembali pasrah melorot ke posisi ketiga, di bawah Aliansi Nissan dan Volkswagen.

Mengutip Nikkei, Jumat (2/1/2018) pihak Toyota mengatakan penjualan kendaraan global pada tahun 2017 mencapai rekor 10.386.000 naik 2,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara Volkswagen 10,74 juta unit naik 4,3 persen pada periode yang sama. Sementara total untuk grup Renault-Nissan-Mitsubishi diperkirakan sama dengan Volkswagen.

Gap pencapaian Toyota dengan Volkswagen datang dari hasil berbeda untuk pasar negara berkembang, terutama China, di mana produsen mobil Jerman tersebut meningkatkan volume 5,1 persen menjadi 4,18 juta kendaraan. Memang, VW sangat fokus China.

Jika dirinci per wilayah, penjualan Toyota tumbuh 4,5 persen menjadi sekitar 2,33 juta di dalam negrinya, didorong oleh mobil kompak baru. Kemudian penjualan di luar Jepang juga naik 1,4 persen menjadi 8.054.000, terutama didukung oleh penjualan SUV seperti RAV4, dan peningkatan model hybrid di Eropa, di mana peraturan emisi semakin ketat.

Baca juga : Aliansi Nissan Rajai Pasar Otomotif Dunia, Geser VW dan Toyota

Suasana booth Toyota di IIMS 2017.TAM Suasana booth Toyota di IIMS 2017.

Walaupun penjualan Toyota di Eropa dan China tumbuh, pencapaian untuk daerah Timur Tengah dan Amerika Serikat merosot masing-masing 14,9 persen dan 0,6 persen. Penurunan paling parah datang dari wilayah Timur Tengah.

Mereka mungkin telah jatuh dari posisi teratas global, tapi pihak Toyota menyebut tidak bermaksud mengejar volume lebih tinggi, karena takut dapat merusak kualitas. Pada 2018, perusahaan berencana untuk menjual 10.495.000 kendaraan, naik 1 persen dari tahun lalu, dengan penjualan domestiknya diperkirakan turun 5 persen karena dampak dari perputaran model baru, tapi angka di luar negeri diproyeksi meningkat 3 persen.

Namun, perusahaan tersebut setidaknya harus meningkatkan penjualan dari tahun lalu untuk mendanai beban penelitian dan pengembangan yang semakin berat untuk teknologi terdepan, termasuk elektrifikasi dan otonomos.

"Kami perlu tumbuh dari level setahun yang lalu. Kalau tidak, kami akan melihat daya saing kita menurun," ujar salah satu seorang eksekutif Toyota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com