Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Kustom Minta Perhatian Pemerintah

Kompas.com - 10/10/2017, 19:22 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Dunia kustom Tanah Air masih dianggap sebelah mata, padahal segala proses di dalamnya bisa menjadi industri yang menghidupi banyak orang. Sebab itu para pelaku kustom meminta perhatian lebih dari pemerintah.

Lulut Wahyudi, builder asal Yogyakarta yang memprakarsai gelaran Kustomfest, menjelaskan, satu unit motor kustom bisa menafkahi banyak bengkel. Misalnya, untuk membuat sasis, pengecatan, dan jok, dilakukan di bengkel berbeda.

“Jadinya bengkel juga kebagian. Itu baru satu motor, nah kalau banyak gimana? Sudah jadi industri,” kata Lulut, Sabtu (7/10/2017).

Kustomfest 2017 resmi dibuka pada Sabtu (7/10/2017).Febri Ardani/KompasOtomtif Kustomfest 2017 resmi dibuka pada Sabtu (7/10/2017).

Sulitnya ke luar negeri

Lulut juga menceritakan pengalamannya tentang kesulitan mengirimkan motor kustom ke Australia. Awalnya Lulut menjelaskan pernah mendapat pesanan dari seseorang yang terbang khusus ke Yogyakarta hanya untuk memesan motor kustom bermesin Harley-Davidson.

Orang itu sangat menginginkan motor kustom dibuat Lulut, namun masalahnya tidak bisa diekspor ke Australia dalam bentuk utuh. Hambatannya ada pada regulasi-regulasi dan perizinan.

“Sangat susah untuk impor dari negara kamu kata dia, karena barang itu (motor kustom tanpa ada nomor sasis dan berbeda mesin) tidak punya standardisasi di negara kamu. Jadi hampir mustahil kalau saya beli motor kustom di negara kamu,” ucap Lulut.

Solusinya, Lulut sepakat membuat lima motor kustom dengan mesin yang bisa menyala. Ketika mau dikirim ke Australia, mesin itu dicopot. Jadi hanya sasis, bodi, dan kaki-kaki, saja yang dikirim.

“Sebegitunya sampai kami melakukan hal ini, karena dia ingin hasil karya saya. Dan waktu ekspor masalah timbul lagi di bea cukai, mereka bilang ini motor (meskipun tidak ada mesin) harus punya dokumen yang walau sudah mati harus ditunjukan,” kata Lulut.

Solusi dari Lulut, motor kustom itu nebeng di container furniture sampai akhirnya tiba di Australia. Di tangan pemesan, motor kustom itu kembali dipasangi mesin lalu dibuatkan surat-suratnya.

Baca: Kalahkan 25.000 orang, Mahasiswa Jadi Pemenang Lotre Kustomfest

Kesulitan yang dialami di dalam negeri tidak akan dialami di Australia. Lulut mengatakan di Benua Kangguru itu ada regulasi Australia Design Rules (ADR) yang menjadi acuan semua kustom mobil atau motor.

Lulut mengatakan regulasi seperti itu seharusnya juga ada di Indonesia. Motor kustom yang dijual ke luar negeri dikatakan bisa jadi devisa negara.

“Jadi pemerintah jangan hanya sibuk mikirin urusan-urusan yang mereka anggap besar dan lain-lain,  tapi kami-kami ini juga perlu diperhatikan. Juga bapak-bapak di DPR tolong dong jangan ngomong politik terus, kami anak bangsa juga ingin dipikirkan, mau gimana dan seperti apa tolong kami di ajak bicara,” ucap Lulut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com