Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2017, 12:02 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

Jakarta, Kompas Otomotif - Kasus aksesori terlarang rotator, sirene, dan strobo yang disalahgunakan oleh pengguna mobil pribadi kembali mencuat. Masyarakat semakin prihatin dengan banyaknya pengguna mobil pribadi yang menggunakan aksesori ini dan bertindak seenaknya di jalan raya, terakhir menimpa anggota komunitas yang menjadi viral di media sosial.

Banyak yang beranggapan, sudah saatnya penggunaan aksesori rotator, sirene, dan strobo untuk kepentingan pribadi dihentikan. Layaknya pengecut, mereka memanfaatkan aksesori tersebut untuk bertindak sewenang-wenang terhadap pengendara lain. Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), sependapat akan hal ini.

"Saya lebih mengatakan orang-orang ini tidak bertanggung jawab. Indikasinya ego tinggi, mau seenaknya sendiri dan menyalahgunakan ketentuan tentang aksesori tersebut," ucap Jusri saat dihubungi Senin (9/10/2017).

Jusri mengungkapkan, penggunaan rotator dan sirene diberikan pada kelompok tertentu dengan tujuan yang sudah diatur dalam undang-undang. Misalkan petugas kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans yang diberikan diskresi untuk menjalankan tugas-tugasnya. Jadi selayaknya memang terbatas.

Baca : Kurang Edukasi, dari Mobil Mahal sampai Mobil Murah Pakai Rotator

Ada juga penggunaan hak-hak khusus untuk tamu-tamu negara dimana penggunaannya demi citra negara yang baik menyambut tamunya. Selain itu juga kelompok VVIP dan orang tertentu yang dianggap penting, mendapatkan perhatian khusus untuk pengawalan.

Kasus yang terjadi di jalan raya dan viral seharusnya membuat pengguna lampu rotator dan sirene berpikir ulang bertindak di tengah masyarakat. Hukuman sosial bisa jadi mempengaruhi kehidupannya nanti.

"Kalau ia pekerja berdasi, rendah dia. Kalau ketahuan pejabat bisa hancur kariernya. Bisa banyak orang beranggapan bagaimana ia akan memimpin departemennya bila berkelakuan seperti itu di jalan raya. Memang jika Anda mau lihat watak seseorang, lihat cara dia berperilaku dan mengemudi di jalan raya. Harapannya tidak ada lagi yang seperti ini ke depan," ujar Jusri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com