Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2017, 11:07 WIB

KompasOtomotif - Perusahaan asuransi asal Amerika Serikat Insure.com melakukan survei terhadap 2.000 pengemudi berlisensi, 50 persen laki-laki sisanya wanita. Hasil survei menyebutkan bahwa pria ternyata lebih terbuai mitos ketimbang wanita dalam urusan membeli asuransi mobil.

Sebanyak 29 persen dari pengemudi di AS salah menilai bahwa pencuri lebih memilih mobil baru ketimbang lawas sebagai incaran utama. Total 58 persen pengemudi pria percaya pada mitos itu, sementara wanita hanya 42 persen saja.

Faktanya, mencuri mobil lawas dan menjual dalam kondisi terurai komponen lebih menguntungkan bagi pelaku kejahatan. Menurut Insure.com, salah presepsi dalam memilih produk asuransi kendaraan bermotor sangat umum terjadi.

Sekitar 40 persen responden juga berfikir kalau mobil kompak lebih murah biaya asuransi, ketimbang MPV atau SUV. Padahal, mobil kompak tidak selalu punya asuransi lebih murah, karena kendaraan ini biasa dibeli oleh anak muda, kurang pengalaman, yang sering klaim. Selain itu, ongkos kesehatan terkait cidera juga lebih mahal dari mobil kompak, karena risiko proteksinya yang relatif lebih minim ketimbang kendaraan besar.

Dalam survei ini juga ditemukan kalau pengemudi pria percaya sembilan dari 10 mitos yang ditanyakan insure.com.

Sedangkan, jumlah persentase besar terlihat dari pengemudi wanita yang percaya kalau mobil berkelir merah punya biaya lebih mahal ketika membeli polis asuransi. Pasalnya, mitosnya mobil merah lebih sering ditilang karena lebih mudah diperhatikan di jalan.

"Saya berharap tidak ada satupun pembeli (Mazda) Miata berkelir merah, karena mobil itu bakal menjadi incaran utama pencuri dan biaya asuransinya akan lebih mahal," beber Amy Danise, Direktur Editorial Insure.com, dilansir Bloomberg (20/10/2014).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com