BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan BlackAuto Battle
Brainzview

Mobil Modif Se-Jawa Tumpah Adu Kualitas di Black Autobattle Solo

Kompas.com - 28/04/2017, 08:04 WIB
Dimas Wahyu

Penulis


KOMPAS.com - Modifikasi mobil Black Autobattle dibanjiri peserta pada putaran perdananya di tahun 2017, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2017).

Mengambil tempat di Solo Baru yang menjadi kawasan ekonomi terkini kota tersebut, tepatnya di area parkir kompleks mal The Park, mobil-mobil modifikasi yang berjumlah 78 unit dari total pendaftaran 80 peserta coba unjuk kebolehan dalam sejumlah faktor.

Mereka beradu kualitas dan kekuatan audio, kekuatan mesin, sampai tampilan bodi, entah itu gaya balap modern maupun model klasik nan berotot. Masing-masing pun datang dari berbagai titik di Pulau Jawa.

"Ada yang dari seputaran Jawa Tengah, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Solo. Ada yang dari Jawa Barat, dari Bandung. Ada pula yang dari Jawa Timur, dari Surabaya," ujar Boy Prabowo, perwakilan tim juri Black Autobattle 2017 Solo.

Mereka yang turun ke pameran ini otomatis adalah peserta yang sifatnya sudah tersaring. Boy menyebutnya sebagai peserta-peserta yang bersifat serius.

"Jadi, kalau peserta-peserta yang cuma make-up (sekadar mendandani mobil, misalnya mengganti velg) itu sudah enggak ke sini. Peserta dari ajang modifikasi tetangga, sudah enggak ke sini. Jadi yang di sini sudah tempur, minimal yang ke sini sudah (yang memenuhi) lima sektor," ujar Boy.

Lima sektor yang dimaksud Chief Operation Officer Asia Pacific Car Tuning Association ini adalah mesin, eksterior, interior, kaki-kaki, dan audio.

"Jadi, (misalnya peserta) sektor (modifikasi) mesin, ya mainnya yang benar. Kalau dia main NA (naturally aspirated alias mesin berperforma tanpa turbo), atau main induksi tambahan, mereka main yang benar," paparnya.

Ia coba menggambarkan peserta bermobil Nissan GTR dan main total di lima sektor dalam ajang ini. Mobil tersebut coba menonjolkan fisik sebagai mobil sport lewat bodykit, lalu juga menggunakan suspensi udara, audio, dan total di mesin.

"Dia mungkin untuk ubahan mesin saja sudah habis Rp 700 juta-Rp 800 juta," tambah Boy.

Jumlah peserta

Black Autobattle 2017 sendiri kini berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya dalam hal prinsip jalannya penilaian.

"Kalau dulu juri yang mendatangi mobil, sekarang mobil yang mendatangi juri. Jadi (siapa pun) bisa lihat sama-sama mobilnya (di area penilaian). Ini begini, ini begitu, segala perubahan dan kelebihannya (bisa dilihat jelas)," kata Boy menunjukkan nilai transparansi kualitas mobil modifikasi peserta.

Black Auto Battle 2017 SoloStanly/KompasOtomotif Black Auto Battle 2017 Solo


Lalu ketika peserta begitu beragam dari mobil berotot khas AS lewat Ford Mustang, sedan balap jalanan BMW M3, VW Beetle dengan ban lebar menekuk, hingga LCGC Agya super-ceper, Boy menyebut bahwa penilaian akan terbedakan secara kategori, tetapi tetap akan bertemu di akhir berdasarkan penilaian kertas skor.

"Misalnya item modifikasinya adalah mesin. Coba lihat estetikanya, tingkat kesulitannya, hasil akhirnya yang mendekati orisinal. Untuk aksesori orisinal, ini jadi prioritas, tetapi juga dilihat spesifikasinya. Misalnya kaliper rem yang buatan Jerman dan Taiwan. Lalu, jumlah pot (pendorong kampas rem), kalau sampai 8 pot, pasti lebih pakem," urai Boy.

Untuk audio, timnya sendiri membagi kategori berdasarkan adu kekuatan desibel atau sound pressure level (SPL) dan yang berdasarkan kualitas atau sound quality level (SQL).

"Ini pesertanya masing-masing dibatasi 8 orang. Misalnya untuk yang di Pekanbaru nanti (ajang ke-2 Black Autobattle) sudah tutup karena arus (peserta)-nya deras. Ini diseusaikan dengan layout (pembagian lalu lintas penilaian) per wilayah. Karena traffic (penuh), banyak, jadi dibatasi karena tidak bisa berbarengan," ujar Boy.

Ia menjelaskan bahwa "perang" modifikasi ini berlaku demikian karena dilakukan di satu titik agar pengunjung bisa melihat secara keseluruhan sehingga lomba audio tidak bisa berbarengan dengan dyno test mengingat keduanya sama-sama bising.

Kalajengking dan Mustang pemecah rekor

Dyno test menjadi menu penutup sebelum puluhan kategori pemenang diumumkan dan didahului rangkaian hiburan sexy dancer.

Saat dyno test yang dari sore hari memuncak menjelang pukul 21.30, para pengunjung berkerumun di sekliling pagar tempat area penilaian yang berupa siliinder-siliinder tempat roda-roda mobil-mobil berdaya kuda dahsyat berpijak lalu meraung di tempat.

Menu tersebut menghebohkan karena sekaligus memunculkan rekor baru yang belum terkalahkan sejak Black Auto Final Battle Dyno Test Yogyakarta 2015 dari Nissan GTR milik Adam dari tim Option Platinum yang menjadi juara dengan catatan 584,9 tk.

Rekor baru diraih di Solo lewat Ford Mustang Shelby 500 milik Ilham dari tim 3 Dara. Pada tes itu, pengunjung bersorak riuh setelah layar komputer hasil hitungan digital menunjukkan grafik menjulang yang diakhiri desing gelegar mesin dan angka akhir daya mesin 688,7 tk.

Ford Mustang Shelby GT500 Dynotest Black Auto Battle SoloStanly/KompasOtomotif Ford Mustang Shelby GT500 Dynotest Black Auto Battle Solo


Ini supaya mudah untuk dbayangkan, angka itu andaikata dibandingkan dengan daya mesin mobil low MPV, maka nilainya setara enam atau bahkan tujuh kalinya.

Suasana berlanjut memanas karena meski hujan, pengumuman pemenang berbagai kategori berujung pada tiga jawara peraih Champ Trophies Black Autobattle 2017 Solo.

Nissan GTR (tim Speed Tech) menduduki posisi ke-3, dan Toyota Yaris (Rumah Cinta) di posisi ke-2. Sementara itu, The Camp atau posisi pertama ajang ini diraih sebuah mobil bergaya ala Lamborghini 6 roda bernama "Chevrolet Spark The Kalajengking".

Mobil tersebut bernama demikian karena memang hasil rombakan ekstrem dari citycar Chevrolet Spark menjadi mobil panjang yang berbodi karbon gelap dan sarat tekukan seperti kalajengking, dengan gerak all-wheel drive dan mesin Toyota Supra.

Dengan pengumuman itu pula, Black Autobattle 2017 perdana di Solo resmi ditutup dan akan berlanjut di Pekanbaru (29 Juli), Surabaya (26 Agustus), dan final di Bandung (18-19 November).


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com