Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Yamaha Indonesia Janji Tindak Oknum "Sales" Nakal

Kompas.com - 20/04/2017, 08:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif -  Permainan oknum pramuniaga untuk mendahulukan pembelian via kredit ketimbang tunai (cash) masih terasa oleh konsumen, salah satunya Yamaha. Alasan yang biasa digunakan oknum sales, adalah soal waktu pengiriman, akan lebih lama ketimbang kredit.

Berkesempatan bertemu dengan Dyonisius Beti, Executive Vice President PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), pertanyaan tersebut kemudian terlontar. Dirinya memang tak tampak terkejut, dan mengakui adanya perlakuan tersebut, dan itu disebut dikerjakan oleh oknum dan memang menyalahi aturan.

“Itu yang bermain adalah oknum,  di mana mereka ingin mendapatkan insentif lebih yang diberikan dari leasing. Sebenarnya itu tidak benar, jadi standar pelayanan kami, setiap konsumen diperlakukannya sama, tunai atau kredit,” ujar Dyon, Selasa (18/4/2017).

Bagi konsumen yang nantinya mengalami kejadian seperti itu, Dyon menuturkan, kejadian tersebut bisa diadukan ke pihak Yamaha Indonesia melalui call center. Dyon menjanjikan dalam waktu paling lambat satu minggu, laporan tersebut sudah direspons Yamaha.

“Sebenarnya dua hari sudah ditindaklanjuti, tapi saya tidak bisa memastikan itu, karena kasusnya harus ditelaah baik-baik. Namun, bukan hanya di Yamaha saja, di merek lain juga ada penyimpangan seperti ini. Karena insentif leasing itu besar,“ ucap Dyon.

Laporan Jelas

Dyon menambahkan, sebagai patokan, pengiriman sepeda motor itu paling lama satu bulan untuk produk baru, sementara untuk model lama kurang lebih tujuh hari. Waktu pengiriman tersebut berlaku untuk cash dan kredit, jadi kalau lebih dari itu patut dicurigakan.

“Itu adalah standar, kalau ditawarkan lebih dari itu, bisa langsung komplain ke kami. Namun jangan memberikan pengaduan tanpa nama, tapi harus jelas. Kami tidak perlu bukti apa-apa, yang penting adalah kejadian tersebut di diler mana, bertemu dengan siapa atau identitasnya. Jika tidak seperti itu, kami tidak bisa melacak. Konsumen bisa jebak oknum tersebut dengan meminta kartu nama dan nomor telepon, baru kemudian laporkan saja,” ujar Dyon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com