Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Belum Mau “Bocor” Soal Berakhirnya Program LCGC

Kompas.com - 27/03/2017, 08:01 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) masih belum mau “bocor”, soal informasi mengenai program mobil murah raman lingkungan (LCGC/low cost green car), yang akan di-stop pemerintah di 2019. Selanjutnya, akan diteruskan oleh program Low Carbon Emission (LCE).

Nantinya, mobil yang saat ini berstatus LCGC (Ayla, Agya, Brio Satya, Datsun, dan Karimun Wagon R) bukan berarti punah, tapi sudah tidak lagi dibebaskan pajaknya. Ini berarti harga jual di pasar sudah normal.

Ketika pertanyaan dilontarkan pihak KompasOtomotif via sambungan telepon, Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur TMMIN hanya melontarkan kata sebagai ekspresi terkejut. Meski begitu, Warih tak mengatakan kalimat bernada menampik, hanya saja mencoba menggiring jawaban ke arah yang lebih “normatif”.

“Waduh itu,” ucap Warih spontan, ketika ditanyakan mengenai hal tersebut, Minggu (26/3/2017).

Warih menuturkan, terkait dengan pengembangan mesin berteknologi baru non-konvensional (hybrid atau gas), kembali lagi, apakah pemerintah Indonesia bisa memberikan skema bagus. Di mana bakal menciptakan harga kompetitif, sehingga membuat pasarnya membesar.

Fuel efficient vehicle yang sudah kongkrit di Indonesia sekarang biodiesel, dan ethanol sudah masiuk ke tahap practical activities, artinya sudah lewat dari development. Kemudian pertanyan ke depan seperti apa, salah satu diskusi yaitu hibrida,” tutur Warih.

“Cerita kesuksesan hybrid belum ada, kecuali kalau Indonesia bisa memberikan skema bagus, pricing bagus. Kalau marketnya besar, bukan hanya menguntungkan produk tapi, konsumen dan memberi manfaat bagi bangsa karena emisi rendah. Kalau pasarnya banyak, pasti industrinya sendiri yang membawa hybrid mendekati market,” ucap Warih.

Diujung pembicaraan, arahnya kembali lagi soal urusan insentif apa yang akan diberikan pemerintah. Tujuannya agar pasar di segmen mobil hybrid membesar, seperti yang terjadi pada mobil LCGC saat ini yang tumbuh signifikan.

“Kalau kami thinking way-nya seperti itu, arahnya ke sana. Market hybrid membesar, lingkungan bagus, dan industrinya pun akan growth. Kita harus ikut untuk mengomunikasikan mobil masa depan, untuk masyarakat, lingkungan , dan future hi-tech automotive industry,” ucap Warih.

Memang, jika dilihat kasat mata, ketika program LCE berjalan berbarengan dengan LCGC, akan tampak tumpang tindih. Bahkan, dari sudut pandang untung-rugi, pemerintah harus memberikan dua insentif LCGC dan LCE, di mana ada potensi kehilangan pemasukan pajak negara dari industri otomotif, sehingga salah satu program harus ada yang dikorbarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com