Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurangi Bobot Mobil Bakal Jadi Tantangan Besar

Kompas.com - 29/12/2016, 15:01 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Ann Arbor, KompasOtomotif – Periset otomotif di Ann Arbor, Center for Automotive Research (CAR) Amerika mengeluarkan pernyataan mengenai hasil studi terbaru. Mereka berkesimpulan kalau produsen mobil sulit melakukan lompatan besar, terkait penghematan bobot kendaraan.

Pasalnya, dengan bobot kendaraan yang semakin ringan, salah satu efeknya konsumsi bahan bakar mobil akan tereduksi. Namun, itu belum akan terealisasi sampai para produsen memiliki volume produksi rantai pasok tinggi, untuk bahan komposit (material campuran yang punya bobot ringan) yang bakal digunakan.

Dalam penelitian ini, kelompok riset menganalisis 44 mobil model 2015 yang berbeda, kemudian mewawancara pihak pembuat mobil, mengenai bahan apa yang bisa digunakan untuk memotong 5 persen, 10 persen dan akhirnya 15 persen dari bobot keseluruhan mobil.

"Jawaban mereka, untuk memiliki bobot yang lebih ringan, maka material komposit harus mulai digunakan dengan skala besar, terutama bahan serat karbon," ujar Jay Baron, CEO CAR, mengutip Carscoops dari Autonews, Kamis (29/12/2016).  

Baron  menambahkan, dengan kata lain para produsen tidak bisa memotong 15 persen bobot mobil menjadi lebih ringan, tanpa pasokan material komposit yang massive. Penelitian dilakukan dengan dukungan sembilan merek mobil, yang memberikan informasi rinci tentang komponen yang mereka gunakan.

Sampai saat ini baja dan aluminium masih menjadi bahan yang paling famliar, untuk sebagian besar produsen. Sedangkan komposit seperti serat karbon (kandidat kuat untuk menurunkan bobot) mereka rasa masih dianggap tantangan, untuk bisa diaplikasikan pada model high-volume.

“Masalahnya bukan hanya urusan biaya, tetapi dari pengetahuan juga. Pasalnya produsen mobil belum memiliki keahlian untuk memproduksi komposit sekarang, dan masih belum rela mengalihkan produksi untuk komponen inti tersebut kepada pemasok dari luar perusahaan,” ujar Baron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com