Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pabrikan Adu Fitur Canggih dengan Harga Kompetitif

Kompas.com - 07/12/2016, 18:01 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Asumsi kebanyakan orang tentang banyaknya fitur canggih yang ditanam pada sebuah mobil dianggap sebabai sesuatu yang bakal menaikkan harga jual. Pemikiran itu semakin melekat, karena fitur-fitur advance tersebut kerap dipasangkan pada mobil mewah.

Padahal, jika ditelusuri, kurang tepat juga kalau disamaratakan bahwa penambahan fitur akan menaikkan harga beli. Buktinya, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) berhasil keluar dari paradigma ini.

Misalnya saat menelurkan X-Trail terbaru dua tahun silam. Dengan harga yang hampir sama dengan versi pendahulu, NMI berhasil menghadirkan banyak fitur canggih yang tak dimiliki kompetitor.

”Nissan tidak ada masalah dengan keuangan. Jika memang perlu investasi untuk mendatangkan fitur canggih dalam visi Intelligent Mobility, tidak ada masalah. Nissan sudah punya plan investasi,” ujar Davy J Tuilan, Vice President Director Marketing and Sales NMI, belum lama ini di Bandung.

Meski Davy mengakui bahwa jualan Nissan belum pulih benar, namun pihaknya terus berupaya untuk keluar dari tekanan. Salah satunya berinvestasi menambah fitur kenyamanan pada mobil-mobil yang akan dijual sebagai generasi baru.

Davy lantas memberi contoh bahwa di Jepang, perusahaan taksi membayar mahal salah satu merek hanya untuk mendapatkan data. Hal ini berawal dari banyaknya mobil taksi yang penyok akibat sopir kurang mahir dan sering ceroboh.

Data dari mobil itu memuat perilaku pengemudi, mulai dari berapa kali dia pindah gigi utuk maju dan mundur, guna mengetahui bahwa sang sopir telah ceroboh.

”Database itu dibeli mahal. Akhirnya cost untuk fitur canggih itu tertutupi oleh konsumen. Harga on the road mobil yang dipakai taksi malah turun. Jadi ini namanya source of cost reduction, dan itu bisa dari banyak sumber,” kata Davy.

Hal-hal seperti itulah yang dimanfaatkan pabrikan untuk mengatasi risiko biaya produksi teknologi tinggi, contohnya visi Intelligent Mobility dari Nissan.

”Tiap teknologi risikonnya memang cost (naik), berdampak terhadap harga jual yang makin tinggi. Tapi zaman sekarang, konsep itu tak bisa dipakai lagi. Karena saat ini, pabrikan mencari cara, harga mobil lebih kompetitif, tapi fitur makin banyak,” ucap Davy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com