Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Astra dan Toyota Menjadi Cita-cita

Kompas.com - 30/11/2016, 10:22 WIB
Reni Susanti

Penulis


Bandung, KompasOtomotif
– Beragam profesi ortodoks kerap disebut anak-anak usia sekolah untuk jadi cita-cita di kala dewasa nanti. Sebut saja, pilot, dokter, polisi, atau bahkan perwira TNI (Tentara Nasional Indonesia). Namun, sekarang zaman sudah berubah, para generasi Milenial (lahir awal 2000-an) punya pola pikir jauh lebih praktis dan dinamis.

Mungkin buat sebagian kalangan profesi mekanik, kepala bengkel, atau pimpinan cabang diler mobil terdengar remeh, tetapi tidak buat para siswa SMKN 6 Bandung. “Target saya masuk ke kelas Astra atau TTEP (Toyota Technical Education Program). Itu keinginan saya masuk ke sini (SMKN 6 Bandung),” ujar Fajar, siswa kelas 1 SMKN 6 Bandung Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan (Mekanik Otomotif) kepada KompasOtomotif, belum lama ini.

Fajar membidik dua kelas unggulan di SMKN 6 Bandung bukan tanpa alasan. Dengan masuk dua kelas unggulan tersebut, potensi dia untuk bekerja di perusahaan besar di bidang otomotif sangat besar. Ilmu yang diperolehnya pun lebih luas dibanding kelas regular apalagi siswa di SMK yang lain.

Kelas Unggulan

Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri SMKN 6 Bandung Shobirin, mengatakan, terdapat dua kelas unggulan di setiap angkatan Teknik Kendaraan Ringan. Pertama, kelas Astra International, hasil kerja sama SMKN 6 Bandung dengan PT Astra International sejak 2002. Kedua, kelas TTEP sejak 2006.

“Untuk kelas Astra hanya ada di Jawa Barat khususnya Bandung. Tapi untuk TTEP ada 53 SMK di Indonesia, dan sub TTEP lebih dari seratus. “Semua penjaringan untuk kedua kelas itu dilakukan kelas 1. Kami mengumpulkan 20 siswa terbaik tiap kelas untuk mengikuti tes,” ujarnya.

PRIYOMBODO/KOMPAS Montir melakukan perbaikkan pada mobil pelanggan di Toyota Astra Motor Sudirman, Jakarta.

Tes dilakukan begitu masuk kelas dua oleh tim penguji Astra maupun Toyota. Ada beberapa hal yang diuji, di antaranya kemampuan akademik, skill, hingga psikologi. “Nantinya dipilih 36 orang masing-masing kelas. Untuk TTEP sebenarnya 24 orang, tapi kelas tetap diikuti 36 orang. Sisa dari 24 siswa terpilih ini mengikuti semua kegiatan tapi tidak mendapatkan sertifikat,” kata Shobirin.

Untuk kelas TTEP, sambung Shobirin, mereka akan menerima teori dan praktik di kelas selama satu tahun dengan menggabungkan kurikulum Toyota dan Kemendiknas. Memasuki kelas tiga, siswa mengikuti on job training (OJT) di seluruh dealer Toyota, terutama di PT Astra International-Toyota Sales Operation (Auto2000).

Sedangkan sistem pembelajaran kelas Astra dilakukan bergiliran antara kelas II dan III dengan sistem satu minggu belajar di kelas, satu minggu di seluruh diler Astra di Kota Bandung. Jadi, kalau kelas II belajar di kelas, maka kelas III di bengkel, begitupun sebaliknya.

“Kalau di bengkel, mereka belajar teori dan praktik. Kalau di sekolah kami mengajarkan sisanya terutama mata pelajaran umum yang tidak didapat di bengkel,” ucap Shobirin.

Shobirin mengatakan, begitu mendekati Ujian Nasional (UN), semua anak kelas unggulan kembali ke SMKN 6 Bandung. Setelah selesai mereka menyelesaikan semua program pelajaran hingga selesai. Siswa di kedua kelas ini lebih unggul dari yang lain. Ketika lulus, mereka pun banyak dicari. Biasanya lulusan kelas TTEP bekerja di Auto2000, Tunas Toyota, dan jaringan pemasaran lainnya. Sedangkan kelas Astra dibidik perusahaan otomotif di bawah naungan Astra.

Namun bukan berarti siswa regular lainnya tidak unggul, karena fasilitas yang diperoleh SMKN 6 Bandung sangat mumpuni. Pihaknya mendapat bantuan Toyota Agya untuk praktik serta transfer ilmu yang dilakukan berkelanjutan. “Bahkan sebelum Nav1 keluar, guru-guru di SMKN 6 dipanggil Auto2000 untuk mendapat pelatihan. Itu yang membuat kami beda dengan SMK lain, infrastruktur kami sudah terbangun baik,” imbuhnya.

Hal ini sangat memudahkan pihaknya dalam mengajar. Apalagi sekolah dan perusahaan harus link and match. Bahkan jika dibandingkan kompetensi (jurusan) lain di SMKN 6 Bandung. Di jurusan lain, ada mesin tahun 80-an yang digunakan untuk praktik. Padahal di lapangan, nyaris tak ada yang menggunakan mesin itu. “Jadi dimanapun bekerja, ilmu yang diperoleh di SMKN 6 Bandung insya Allah lebih mumpuni,” ucap Shobirin.

Istimewa Auto2000

Orang Hebat

Salah satu lulusan SMKN 6 Bandung yang kini bekerja di Auto2000, Kiki Firmansyah (22) berbagi kisahnya. Dari satu kelas TTEP yang ia ikuti, 50 persennya masuk ke Auto2000, Tunas Toyota, dan Merdeka Motor. Sisanya menyebar di bengkel-bengkel Astra, melanjutkan kuliah, ada pula yang menjadi polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com