Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHM “Pede” Menjadi Lembaga Sertifikasi Teknisi

Kompas.com - 26/08/2016, 08:32 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Demi menjembatani dunia pendidikan dan industri, pemerintah anjurkan pebisnis, khususnya produsen otomotif membangun link and match dengan sekolah-sekolah, terutama untuk menengah kejuruan (SMK).

Salah satu merek yang gencar melakukan itu adalah Astra Honda Motor (AHM), yang sudah menggandeng sekitar 527 SMK. Dalam kerjasama ini, AHM mengimplementasikan Kurikulum Teknik Sepeda Motor Honda (KTSM Honda) pada jurusan Teknik Sepeda Motor.

Lebih dari itu, seperti disampaikan Handy Hariko Senior Manager Training Department Technical Service Division AHM, kalau pihaknya juga menjadikan SMK binaannya, sebagai tempat untuk mendapat sertifikasi profesi, yang dikeluarkan Honda.

Itu tentunya setelah Honda mendapat persetujuan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), untuk melakukan mengeluarkan sertifikat, dan menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Tapi sebenarnya apa yang membuat Honda percaya diri, untuk menjadi lembaga yang yang dapat mengeluarkan sertifikasi profesi? Apakah AHM kompeten?

“Sebenarnya bukan yakin lagi, tapi lebih dari itu. Sepeda motor saja kan kami yang buat, teknologi kami yang punya, desain kami juga yang merancang, kurang yakin apalagi. Bisa dilihat juga teknologi Honda dibanding merek lain,” tutur Handy saat dilontarkan pertanyaan KompasOtomotif, Kamis (25/8/2016).

Setelah mengungkapkan kepercayaan dirinya, Handy mengatakan, kalau AHM berharap secepatnya bisa memperoleh lampu hijau dari BNSP. AHM juga telah merangkul Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Targetnya tentu secepatnya, tapi kembali lagi ke pihak BNSP, kami juga mulai link dengan Dirjen Pembinaan SMK. Karena saat ini, dari sisi pemerintah juga sedang mengejar sertifikasi-setifikasi seperti ini, agar kita tidak tertinggal oleh negara lain, khususnya pada era masyarakat ekonomi ASEAN ini. Seperti misalnya, jangan sampai kita di sini, tapi bos kita orang Thailand atau Filipina,” ujar Handy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com