Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pembonceng Rentan Tewas dalam Kecelakaan Sepeda Motor?

Kompas.com - 14/07/2016, 09:31 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Sepeda motor jadi alat mobilitas populer dan lebih terjangkau, dibanding dengan mobil. Bahkan saat ini dimanfaatkan untuk berbisnis, seperti Gojek dan Grab Bike, walaupun bukan tergolong kendaraan umum.

Terlepas dari keuntungan-keuntungan menggunakannya, sepeda motor ternyata memiliki status sebagai kendaraan tunggal. Artinya akan ideal jika digunakan tanpa berboncengan.

Baca juga : Ternyata Sepeda Motor Berstatus Alat Transportasi Tunggal

Dalam beberapa kasus kecelakaan, pembonceng kerap menjadi korban luka berat dibanding pengemudinya, atau bahkan meninggal dunia. Ini artinya, kalau pembonceng sepeda motor punya resiko besar. Hal ini lantaran pembonceng tidak bisa mengantisipasi, dan tidak memiliki genggaman yang pas dan sempurna (kecuali memeluk pengemudi).

“Pembonceng sepeda motor lebih riskan terlontar, karena mereka tidak seperti si pengemudi yang berpegangan ke setang motor. Lebih dari itu, penumpang juga tidak mampu mengantisipasi kondisi yang akan trjadi, seperti pengemudi,” ujar Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) kepada KompasOtomotif, Rabu (13/7/2016).

Baca juga : Pembonceng Sepeda Motor Tewas Terlindas Truk

Edo memberikan beberapa saran, agar pemboceng memiliki kesempatan untuk bisa selamat, dan ikut berkontribusi membuat pengemudi nyaman. Pertama adalah, si penumpang memang harus menyatu dengan pengendara.

“Menyatu di sini yaitu berpegangan erat dengan pengendara di bagian perut. Lalu, tidak melakukan gerakan berlawanan dengan pengendara, ketika bermanuver,” tutur Edo. Kemudian terakhir, yang juga penting, lanjut Edo, memakai helm pelindung kepala yang mumpuni sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com