Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyimpan Bensin Kemasan dalam Kabin Berisiko!

Kompas.com - 05/07/2016, 09:31 WIB

Jakarta, KompasOtomotif – Kemacetan parah yang terjadi pada jalur mudik Pulau Jawa tahun ini membuat sejumlah permasalah muncul. Mulai dari pasokan, ketersediaan, sampai kehabisan bahan bakar minyak di jalan sudah terjadi. Untuk masalah yang terakhir, Pertamina mencoba menyiapkan solusi, menjual bensin dalam kemasan khusus.

Pihak Pertamina mengaku telah menyiapkan bensin dalam kemasan yang bisa dibeli di beberapa titik kepadatan pemudik, mulai dari Rest Area Tol Pejagan – Brebes KM 252 A, sebelum Rest Area Gerbang Mas Bahari Waterpark, sembilan SPBU di sepanjang Jalur Utara, Jawa Tengah. Bensin dalam kemasan juga tersedia di tiga SPBU Brebes. Total pasokan yang disiapkan Pertamina mencapai 6.000 liter lebih.

Langkah antisipasi agar tidak kehabisan bensin di kala terjabak macet memang bisa dilakukan dengan membeli bensin kemasan yang ditawarkan. Beberapa kemasan tersedia, mulai dari satu, lima, 10, dan 20 liter, untuk Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex.

Tetapi, apakan lantas dengan membawa bensin dalam kemasan masuk ke dalam kabin atau di bagasi itu aman?

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), mengatakan, opsi membawa bensin dalam kemasan cukup berbahaya untuk dilakukan. Selain mengundang terjadinya risiko juga bisa merusakan kesehatan penumpang di dalam kabin.

"Bawa bensin atau BBM di dalam kabin itu tindakan yang tidak sepenuhnya benar. Selain karena aspek keselamatan yang berisiko tinggi, udara di kabin juga tidak sehat untuk dihirup," ucap Jusri, Senin (4/7/2016).

Dengan adanya bensin di kabin, kata Jursi, sama saja dengan membawa segitiga api (fire triangle) yang mudah terbakar kapan saja, sepanjang perjalanan. Segitiga api sendiri merupakan proses reaksi berantai yang berjalan sangat cepat, seimbang, dan berkelanjutan antara tiga eleman pembentuk api, yakni bahan bakar, energi panas, dan oksigen.

"Perlu diketahui semua hal bisa terjadi kapan dan dimana saja, contoh energi panas bisa terjadi dari terik matahari yang masuk ke kabin, atau saat mobil terjadi benturan keras yang memancing terjadinya percikan api dan membuat bahan bakar bereaksi, akibatnya silahkan bayangkan sendiri,” ucap Jusri.

Penggiat aksi keselamatan di jalan ini juga mengingatkan, supaya pemudik jangan mengambil risiko yang merugikan nantinya. “Meski dengan dalih sebagai cadangan di jalan, kecuali memang untuk mobil yang sudah didesain memiliki tangker cadangan sendiri," papar Jusri.

Dampak negatif lain adalah dalam hal kesehatan. Dengan menghirup udara aatu mencium bau bansin dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan. Bensin memiliki kandungan zat Benzena yang dapat memicu peningkatan kangker darah, parahnya lagi bisa menggangu saraf dan berdampak pada kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com