Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Masih Nekat Mudik Naik Motor

Kompas.com - 01/07/2016, 13:05 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Meski diimbau untuk tak mudik menggunakan motor oleh kepolisian sejak beberapa tahun lalu, tetap saja jumlah pemudik berkendaraan roda dua tak kunjung surut. Justru dengan makin banyaknya pilihan produk yang nyaman untuk perjalanan jarak jauh, memicu orang tetap ”pulkam” pakai motor.

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sebagai produsen sepeda motor, punya beberapa alasan soal ini, berdasarkan hasil analisa. Setidaknya ada empat poin yang membuat atau memicu orang tetap mudik menggunakan sepeda motor.

1. Naik sepeda motor bisa irit. Belum ada sanggahan akan hal ini, apalagi menggunakan motor kecil seperti jenis matik. Tetapi, karena mengejar iritnya saja, banyak pengendara tidak mengindahkan aspek safety.

Misalnya, berkendara dengan penumpang lebih dari ketentuan. Ayah, Istri, dan anak tiga orang misalnya. Atau, membawa barang yang dimensi dan bobotnya dapat mempengaruhi kestabilan motor.

Seharusnya boleh membawa barang dan penumpang, asal berat barang plus penumpang tidak lebih dari 150 kg. Barang yang dibawa pun tidak mengganggu handle dan kestabilan motor itu sendiri.

2. Bisa lebih cepat sampai. Hal ini juga bisa dibenarkan, karena motor lebih fleksibel untuk selap-selip dan lewat jalur jalur alternatif yang sempit. Tetapi, keseringan karena ingin cepat, gaya berkendaranya mirip pembalap, dan itu jelas tidak aman.

3. Bisa buat mondar-mandir di kampung. Boleh saja berlasan demikian, karena pemerintah belum dapat menyiapkan angkutan terintegrasi yang mumpuni. Sepeda motor saat ini masih menjadi pilihan yang pas buat beraktivitas dalam berbagai hal.

4. ”Show off” ke tetangga dengan motor baru. Ini dia hal yang kurang bisa dimengerti. Nekat mudik karena ingin pamer justru masih banyak dilakukan dan cenderung membuat pemudik yang pakai motor tak kunjung surut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com