Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Mobil Jepang Terus “Injak” IKM Lokal

Kompas.com - 30/06/2016, 07:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Tikus mati di lumbung padi. Personifikasi ini seperti menggambarkan situasi para pengusaha dari industri kecil dan menengah (IKM) di bidang komponen otomotif. Nampaknya, cerita lama tentang kemerdekaan Indonesia yang “utopis” mulai tampak nyata.

Gambaran kondisi tersebut, hampir serupa dengan yang dialami oleh industri kecil menegah (IKM) komponen otomtif asli lokal. Sampai saat ini, posisinya masih terjepit, dan bergantung pada produsen asing, khususnya Jepang, yang mendominasi.

Euis Saedah, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian mengutarakan kejengkelannya, terhadap para produsen kendaraan. Di mana semakin membuat pengusaha komponen lokal tidak bisa merasakan keramah-tamahan pasarnya sendiri.

“Saya mewakili IKM, kalau kami merasa pasar tidak ramah lagi, mereka tidak bisa menjual dengan harga yang pantas. Sulit mereka mengukur keuntungan yang layak. Harga komponen mereka selama ini, setiap tahunnya terus dipaksa turun, sementara harga mobil setiap tahun terus naik,” ujar Euis, Rabu (29/6/2016).

Euis melanjutkan, kepastian pasar tehadap pengusaha lokal tersebut tidak kunjung diberikan. Padahal dirinya sudah melakukan mediasi dengan para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), namun tidak membuahkan hasil.

“Berbagai cara dan berbagai jurus sudah dilakukan kepada ATPM. Namun tetap tidak bisa nyambung, walaupun sudah banyak berdialog. Saya juga sudah bicara langsung di depan orang-orang Jepangnya, kenapa itu terjadi,” ujar Euis.

Digempur Jepang

Satu masalah belum rampung, kali ini giliran IKM asing yang berbondong-bondong datang ke Indonesia. Sulit menemukan siapa yang salah, pasalnya pemerintah juga dituntut untuk bisa menarik investor asing, agar menanamkan modal di Indonesia.

Namun, ini tentunya bisa berimbas negatif pada pengusaha lokal, jika tidak terlebih dahulu diproteksi dan dikembangkan hingga sanggup bersaing, khususnya di bidang komponen otomotif.

“IKM kita teriak-teriak, Jepang sekarang IKM-nya masuk. Sebenarnya bukan IKM yang dari Jepang itu, tapi perusahaan besar, IKM kita skala menengahnya hanya mencapai Rp 10 miliar, sementara mereka sudah besar sekali. Jadi kalau diadu, kalan besar,” ujar Euis.

“Sudah banyak perusahaan Jepang yang datang ke sini, seperti di Karawang saja saat ini ada yang namanya Japan SNI Center,” tutur Euis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com