Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap Mobil Jadi ”Nyawa Cadangan” Saat Terguling

Kompas.com - 23/06/2016, 14:44 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Sumber IIHS

Arlington, KompasOtomotif – Banyak produsen mobil yang kurang mempertimbangkan kekuatan atap. Padahal, kejadian mobil terguling cukup banyak. Atap yang mudah penyok atau terangkat menjadi alasan Insurance Institute for Highway Safety (IIHS)—lembaga non-profit bentukan perusahaan asuransi—membuat poin khusus tes kekuatan atap selain tes tabrak pada umumnya.

Menurut Matt Brumbellow, Senior Research Engineer IIHS, belum lama ini, kecelakaan dengan posisi mobil terguling sangat banyak, dan banyak penumpang kehilangan nyawa karenanya. Efek benturan dan berat mobil sangat berpotensi menggencet atap dan menghimpit penumpang.

”Kami mengembangkan tes tabrak serealistis mungkin, dan yang baru kami lakukan sejak beberapa tahun lalu adalah menyimulasikan kecelakaan model teguling. Mobil yang aman mampu melindungi muka, kepala, dan bahu pengemudi dari tergencetnya atap,” jelas Matt, dikutip dari siaran resmi.

Apa yang dilakukan IIHS memacu produsen mobil mengembangkan atap kuat yang mampu melindungi penumpang. Dijelaskan, mesin pengetesan baru berstandar tinggi yang dimiliki IIHS untuk melihat ketahanan atap membuat mobil yang lulus dari lembaga ini harus diacungi jempol.

Mesin penggencet atap menggunakan sistem hidrolik untuk mendorong lapisan baja. Lapisan baja ini ditekan sedalam lima inci atau 13 cm. Daya tahan atap akan diukur menggunakan sensor-sensor. Mobil dinyatakan lulus jika kekuatan atap mampu menahan empat kali bobot kendaraan, atau perbandingan rasio kekuatannya 1:4.

Misalnya, kendaraan Anda bobotnya 2 ton, berarti atap harus mampu menyanggah beban 8 ton agar bisa lulus. Tampaknya ini sangat ekstrem, tapi menurut IIHS, efek benturan jika mobil terguling sangat besar. Dengan standar kekuatan 1:4, atap dijamin terhindar dari penyok atau bahkan terbuang/ sobek.

Untuk memperjelas, berikut videonya:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com