Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ducati "Ngarep" PPnBM Dikaji Ulang

Kompas.com - 18/05/2016, 09:44 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Naiknya Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dari 75 persen menjadi 125 persen,  membuat pebisnis kendaraan premium kedodoran. Ketetapan tersebut tentu berimbas pada harga kendaraan yang melambung tinggi, efeknya tentu penjualan menurun.

Menanggapi hal tersebut, Marco Biondi, Regional Director Asia Sales & Marketing Ducati Motor Co Ltd mengatakan, PPnBM merupakan suatu masalah di Indonesia, khususnya bagi pebisnis kendaraan peremium, seperti Ducati. Padahal Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi kendaraan roda dua.

“Kalau pajak barang mewah diturunkan, kenapa tidak Indonesia akan jadi negara terbesar penjualan Ducati di Asia. Namun masalahnya Indonesia punya luxury tax, yang membuat harga sepeda motor menjadi mahal. Namun ke depannya, kami percaya pasar Indonesia akan membaik, maka dari itu kami berinvestasi dengan membangun diler Ducati terbesar dunia di sini,” ujar Marco saat dikonfirmasi KompasOtomotif, Senin (16/5/2016).

Revisi PPnBM

Dhani Yahya, Managing Director Ducati Indonesia menyampaikan, pihaknya tetap berharap pemerintah bisa mengkaji ulang PPnBM, khususnya terkait dengan penurunan besaran pajaknya. Dengan itu, kata Dhani, pendapatan pemerintah dari PPnBM akan bisa menjadi lebih besar.

Dhani coba memberikan uraian, misalnya dengan kondisi PPnBM saat ini di angka 125 persen, penjualan sepeda motor premium dengan kubikasi di atas 500cc, ada di angka 1.000 -2.000 unit per tahun. Tapi jika PPnBM diturunkan kembali menjadi 75 persen, penyerapan kendaraan roda dua mewah diprediksi bisa mencapai 5.000 unit pertahun.

“Dengan itu, tentu nilainya bisa terlihat akan lebih besar di mana. Jadi kami harap pemerintah bisa mempertimbangkan kembali. Kami akan terbuka untuk berdiskusi dengan pemerintah terkait dengan bagaimana mengembangkan pasar big bike (moge) di Indonesia,” ujar Dhani.

"Hasil akhirnya tentu keputusan yang saling menguntungkan. Pendapatan pemerintah meningkat, harga kendaraan terjangkau masyarakat, dan pebisnis bisa mendapat untung," ucap Dhani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com