Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Roy Daroyni
komentator F1

F1 Technical Columnist, F1 TV Commentator sekaligus Country GM Asia Pacific for Wison Engineering Ltd. Twitter : @roy_daroyni

kolom

F1 dan Teknologi-teknologi Terlarang

Kompas.com - 18/05/2016, 07:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAris F Harvenda

KompasOtomotif - Mobil Formula1 (F1) modern mampu melesat 100 kpj dari kondisi diam sekitar 1,7 detik. Satu kemampuan luar biasa yang belum bisa disamai oleh mobil sport jenis apapun.

Ternyata tidak semua teknologi pada mobil F1 merupakan yang tercanggih di dunia otomotif. Beberapa sistem dan komponen mobil F1 justru kalah canggih dibanding mobil biasa di jalanan. Mengapa demikian?

Jawabannya adalah regulasi. Federation Internationale de l'Automobile (FIA) sebagai ”wasit” bagi balapan F1 rajin membuat regulasi untuk membatasi kecepatan mobil F1. Selain menyangkut keselamatan pebalap, pembatasan kecepatan juga terkait dengan alasan non teknis. Contohnya seperti membuat balapan lebih menarik ditonton.

Menilik sejarah, perubahan regulasi FIA dilakukan hampir tiap tahun. Langkah tersebut dilaksanakan karena kemajuan teknologi ternyata jauh lebih pesat dari pembatasan yang diberlakukan. Berikut beberapa teknologi inovatif yang pernah dimanfaatkan oleh mobil F1 namun kemudian ”diharamkan”.

2ememain Lotus T56B, mobil F1 bermesin turbin pertama dan terakhir
Turbin gas

Turbin gas digunakan sebagai penggerak menggantikan motor bakar torak. Sebagai salah satu jenis penggerak tertua, motor bakar punya banyak kelemahan. Apalagi dibandingkan turbin gas yang lebih ditemukan belakangan. Turbin gas menghasilkan power lebih tinggi dengan bobot yang lebih ringan. Bisa dikatakan turbin gas punya power-to-weight ratio yang lebih baik.

Kelebihan lainnya adalah putaran sangat cepat, sampai 60.000 rpm. Bandingkan dengan mesin F1 modern yang ”hanya” mampu berputar sekitar 20.000 rpm (dan musim ini dibatasi oleh FIA menjadi maksimum 15.000 rpm saja). Turbin gas tergolong minim getaran karena tidak ada komponen yang bergerak translasi (maju-mundur) seperti halnya motor bakar.

Secara umum umur turbin gas lebih panjang daripada motor bakar. FIA melarang penggunaan turbin ini setelah Tim Lotus mengujicobakan T56B yang mengadopsi turbin gas merk Pratt & Whitney pada 1971.

Larangan FIA ini sebetulnya ”mubazir” karena Tim Lotus membuktikan bahwa penggunaan turbin gas sebagai penggerak mobil ini sebenarnya tidak cocok untuk F1. Kelemahan yang dirasakan antara lain adalah turbin gas lambat merespon perubahan bukaan gas dari kaki pebalap. Alhasil sulit melahap chicane serta tidak adanya efek engine-brake yang sangat dibutuhkan mobil F1.

CVT

Continously Variable Transmision (CVT) adalah peranti pengganti gearbox yang memungkinkan mesin beroperasi pada RPM-band yang sempit. Efeknya torsi maksimum bisa terus dipertahankan. Williams adalah tim yang pertama kali mencoba mengembangkan teknologi ini sejak akhir 1970-an.

Bahkan sempat diujicobakan pada FW-15 yang bermesin Renault pada 1993. Namun langkah tersebut akhirnya hanya sebatas ujicoba, sebab di akhir 1993 FIA melarang penggunaannya untuk lomba.

f1.co.uk Mobil Brabham BT46B milik Niki Lauda saat memenangi GP Swedia 1978
Kipas

Penggunaan fan (kipas) di belakang mobil untuk menghasilkan extra-downforce juga dilarang FIA. Alat ini sempat digunakan oleh tim Brabham dan Niki Lauda membuatnya menjuarai GP Swedia di tahun 1978.

Side skirt

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com