KompasOtomotif - Sering saya bercanda kepada teman-teman, pemenang balap Formula 1 (F1) itu bukanlah mobil terkencang (baca: tercepat). Pemenang adalah siapa yang finish duluan. Paling tidak pernyataan saya itu sampai seri ke-3 musim 2016 masih terbukti dengan data dan fakta yang saya miliki.
Banyak yang menduga bahwa pernyataan saya itu murni bahan becandaan, tetapi saya punya maksud berbeda yang akan saya jabarkan dalam tulisan kali ini. Faktor apa saja apakah yang harus dikembangkan oleh tim F1 untuk bisa menjadi pemenang?
Kecepatan maksimum?
Saat Sebastian Vettel dan Red Bull Racing mendominasi balapan F1 pada 2010 – 2013, kedua pebalap RBR tersebut tidak membukukan kecepatan tertinggi dalam setiap balapan. Bahkan jarang sekali masuk peringkat 10 besar pemilik kecepatan maksimum.
Ada kasus lain yang masih segar di ingatan adalah mobil Mercedes GP. Saat di GP Shanghai 2016, Nico Rosberg tercatat di urutan 16 di speed trap dengan kecepatan 337.5 kpj. Catatan tersebut bahkan lebih lambat dibanding Rio Haryanto yang berada di urutan ke-11 dengan kecepatan 342.3 kpj.
Kecepatan tertinggi malah diraih oleh pebalap Red Bull Racing, Danniel Ricciardo, 349.9 kpj. Di luar prediksi bahwa Red Bull Racing mulai mengubah fokus pengembangan mobil F1 pasca-perubahan regulasi musim 2014. Paling tidak saya membuktikan bahwa omongan saya tidak salah.
Sebuah mobil balap F1 tiap musim itu sudah dimulai dikembangkan jauh sebelum musim berlangsung. Tepatnya sejak technical regulation resmi dikeluarkan oleh FIA. Contoh, technical regulation F1 musim 2016 sudah dikeluarkan sejak Februari 2015 (bahkan musim balap 2015 saja belum dimulai) dan akan direvisi sesuai dengan perkembangan yang berlaku.
Pengembangan mobil F1 dimulai dari secarik kertas putih kosong. Filosofi disesuaikan dengan teknologi dan fokus yang dikembangkan masing-masing tim sesuai regulasi yang berlaku.
Setelah desain dari front to end terbentuk, mulailah mereka menguji dengan bantuan Computational Fluid Dynamic (CFD). Apabila mereka merasa puas, barulah lorong angin (wind tunnel) dipakai untuk menguji aerodinamika dengan mobil balap berukuran maksimal 50 persen dari dimensi asli.
Uji dengan keadaan yang sebenarnya boleh dilakukan pada saat official test yang jumlahnya dibatasi. Tujuan semua pembatasan adalah agar tim kecil dengan budget rendah bisa bersaing dengan tim yang mempunyai dana besar. Pada dasarnya regulasi itu diciptakan agar kompetisi berjalan menarik dan hampir dapat dipastikan tidak akan menguntungkan tim papan atas.
Kemenangan
Kembali ke pertanyaan awal kenapa kecepatan tidak bisa menentukan kemenangan? Pengembangan mobil F1 dimulai dengan mencari keseimbangan mobil (weight balance of car). Masalah besar akan terjadi apabila saat pengereman mobil tidak mempunyai keseimbangan ideal. Bayangkan, dari kecepatan 340 kpj menjadi 100 kpj di tikungan pertama akan membutuhkan rem yang andal dan keseimbangan optimal.
Setelah itu barulah mereka mencari kestabilan mobil supaya bisa masuk tikungan dengan baik dan keluar dengan cepat. Tanpa kestabilan di tikungan, sudah pasti akan kehilangan waktu. Alhasil, lap time kompetitif tidak akan bisa diperoleh.
Tahap selanjutnya, mereka akan menggabungkan kecepatan yang bisa diperoleh dengan berbagai macam karakter sirkuit. Mereka punya pilihan, fokus pengembangan itulah yang saya sebut sebagai pilihan.