Jualan Harley-Davidson Tak Semudah Mercy

Jakarta, KompasOtomotif – Keputusan manajemen PT Mabua Motor Indonesia (MMI) menutup usaha dan berhenti menjadi agen penjualan merek Harley-Davidson memang patut disayangkan. Namun inilah kenyataan yang harus dihadapi, mengingat situasi yang tidak mendukung dari sisi harga jual.

Namun lebih dari itu, menurut Soetikno Soedarjo, CEO Grup Mugi Rekso Abadi (MRA) yang menjadi induk MMI, menegaskan bahwa menjadi pengusaha dengan berbisnis Harley-Davidson tidaklah gampang.

”Jualan Harley tak semudah jual Mercy. Anda harus jadi teman untuk konsumen. Mereka menjadi anggota keluarga dalam satu komunitas. Karyawan saya katakan tidak ketemu istri, anak, saudara di akhir pekan, karena ketemu dengan konsumen,” ucap Soetikno.

Memelihara kesetiaan konsumen menjadi salah satu hal yang dilakukan Mabua sampai detik ini. Meski akhirnya konsumen mulai menjauh karena harga motor semakin mahal.

”Model teratas Rp 1,4 miliar, mending beli E-Class. Ini sudah tidak masuk akal. Bukannya saya menganggap konsumen Harley tak mampu beli, mereka bisa karena duitnya banyak yang gak berseri. Cuma pasti mikir dua kali, beli dengan harga yang sama mending mobil, pakai AC dan lebih nyaman,” ucap Soetikno.

Dirinya pun berpesan pada pengganti Mabua sebagai agen pemegang merek Harley-Davidson, bersiap-siap dengan kantong yang tebal. ”Pengganti Mabua harus mau rugi, karena menurut saya, tiga tahun ke depan akan berat,” kata Soetikno.