Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tokyo Motor Show 2015

Otomotif Jepang Menuju "Otomatisasi" di 2020

Kompas.com - 04/11/2015, 07:02 WIB

Tokyo, KompasOtomotif - Prinsipal otomotif utama Jepang tengah berlomba-lomba mengembangkan teknologi otomatisasi, menuju era mobil otonomos, yang diprediksi bisa terwujud dalam jangka waktu menengah. Adalah Honda, Nissan, dan Toyota yang unjuk kebolehan teknologi ini di ajang Tokyo Motor Show (TMS) 2015.

Setiap perusahaan membeberkan rencananya untuk bisa mulai menjual mobil berteknologi otonomos mulai 2020. Era baru di mana pengemudi bisa bersantai dan lebih leluasa menghabiskan waktu saat jalan macet atau ketika melintasi tol.

Carlos Ghosn, Chief Executive Officer Nissan Motor Company mengatakan, industri otomotif di Jepang menjadi salah satu yang paling vokal terhadap teknologi otonomos. Nissan berniat mengambil semangat yang sama seperti ketika meluncurkan Leaf sebagai mobil listrik massal pertama di dunia. Jika Nissan tidak mengambil langkah ini, kompetitor akan melakukan hal sama.

"Perusahaan teknologi akan mengambil porsi sebanyak mungkin sama seperti kita yang siap meninggalkannya," kata Ghosn, dilansir Automotive News terkait upaya Apple, Google, dan Uber yang sudah mengumpulkan para ahli untuk mengembangkan teknologi otonomos, Senin (2/11/2015).

"Jika kita meninggalkan tanah yang sudah ditemukan, jika kita lambat dalam mengembangkan mobil otonomos, mengabaikan mobil terkoneksi, yah, tebak apa yang akan terjadi? Kita akan mendapatkan lebih banyak kompetisi datang dari luar industri ini sendiri," kata Ghosn.

Nissan meluncurkan konsep IDS, hatchback unik yang sekaligus menggoda seperti apa tampa Leaf di masa depan jika sudan dibekali teknologi otonomos. Konsep ini dibekali panel instrumen yang bisa melipat, didesain untuk teknologi otonomos. Jika pengemudi beralih ke sistem autopilot, setir akan menjauh digantikan posisinya dengan layar sentuh besar.

Pemerintah Jepang

Satu alasan mengapa pemerintah Jepang berniat mempercepat infrastruktur koneksi antara kendaraan di jalan, adalah supaya mampu mempercepat terwujudnya teknologi otonomos. Teknologi ini akan mampu mempelajari tentang jalur, kemacetan, bahkan sampai kendaraan lain di jalan, sampai pejalan kaki yang ada di titik blind spot.

Donny Apriliananda/KompasOtomotif Takahiro Hachigo, CEO Honda Motor Company Limited saat konferensi pers di pembukaan Tokyo Motor Show 2015.

2020 merupakan tahun yang dinantikan, bukan karena menjadi target Google memasarkan mobil otonomosnya. Melainkan, Tokyo akan menjadi tuan rumah dihelatnya pesta olahraga dunia, Olimpiade. Waktu yang tepat saat seluruh mata pimpinan dunia tertuju, guna memperkenalkan teknologi otonomos. Idenya, para atlet bisa mengendarai kendaraan ini ke arena-arena pertandingan mereka, tanpa harus mengemudi.

"Pemerintah Jepang punya ambisi menjadi nomor 1. Ini mengapa, mereka memberikan target pada kami 2020 untuk menunjukan teknologi ini," kata Fumihiko Ike, Ketua Umum Japan Automobile Manufactrers Asscosiation (JAMA).

Fantasi dan Realitas

Sampai saat ini, baik Honda atau Toyota cukup tidak terdengar dari hingar-bingar perkembangan teknologi otonomos di dunia otomotif global. Bahkan, kalah dengan bahana merek mewah, seperti Audi, Mercedes-Benz, dan Tesla yang sudah melakukan uji coba kendaraan-kendaraan ini di jalan publik. Mereka juga yakin kalau dalam waktu dekat, konsumen sudah bisa berkendara dari satu lokai ke tujuan lain, tanpa harus memegang setir sama sekali.

Honda Motor Company mengaku ingin menawarkan teknologi otomatisasi di jalan tol pada 2020, tetap "Kami masih mencoba memikirkan tentang fitur jenis apa yang bisa terasa orisinil bagi Honda," kata Takahiro Hachigo, CEO Honda.

Toyota Motor Corporation juga berharap bisa menawarkan teknologi sejenis pada tahun yang sama (2020). Tapi, Toyota mempertanyakan visi mobil Google yang diproduksi tanpa setir masih jauh dari kenyataan.

"Sampai itu terwujud, mobil harus berubah, infrastruktur harus berubah, manusia harus bisa menerima konsep ini, dan wajib ada peraturan khusus yang memperbolehkan kendaraan ini beroperasi," kata Mitsuhisa Kato, Wakil Presiden Direktur bidang Riset dan Penelitian Toyota.

Sistem yang tengah dikembangkan Toyota, Mobility Teammate, akan membantu mobil di jalan tol, berpindah jalur, mendahului mobil lain, atau memperlambat laju, memanfaatkan sensor, dan peta berdefinisi tinggi. Tetapi, tetap butuh pilot (pengemudi) pada awal perjalanan dan beberapa mil di jalan bukan tol.

"Ini berdasarkan hubungan atau asistensi antara kendaraan dan pengemudi, dengan keduanya saling membantu mengendalikan setir. Dalam kata lain, kami mencoba mengatakan pada Google kalau ini realita pada dunia yang kita masih hidup di dalamnya," kata Kato.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com