Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cahaya dari Rumah Pintar Astra Bandung

Kompas.com - 01/11/2015, 12:27 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


Bandung, KompasOtomotif - Lia, Anisa, Nadia, tampak serius memandangi layar komputer. Tangan mereka berebut memegang mouse dan mencoba memecahkan soal yang diberikan guru. "Ini gimana ya. Tadi gimana caranya block kalimat?" ujar Nadia kepada dua temannya di Rumah Pintar Astra, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung, belum lama ini.

Lia, Anisa, Nadia adalah tiga dari lima enam yang tengah belajar komputer saat itu. Karena hanya ada dua komputer yang dioperasikan, masing-masing komputer dipegang tiga anak. Mereka dipandu seorang guru via proyektor yang tersembung pada laptopnya. Meski harus bergiliran, belajar bersama, kadang berebut, mereka sangat antusias dengan komputer.

Maklumlah, meski gadget dan komputer hal biasa untuk anak kota, tapi bagi anak-anak ini, komputer adalah bawang merah. Walaupun secara geografis, mereka tinggal di Kota Bandung. Karena jangankan komputer, bagi anak-anak yang rata-rata dari golongan bawah ini, bisa sekolah saja sudah bersyukur.

Penghasilan orangtua mereka, yang salah satunya berprofesi sebagai satpam, hanya mampu menyekolahkan tanpa embel-embel lainnya, seperti membelikan anak-anak komputer. Di tengah keterbatasan ekonomi, anak-anak ini memiliki semangat yang luar biasa. Itulah yang membawa mereka mau belajar gratis, walaupun kadang berebut di Rumah Pintar Astra.

"Saya tidak punya komputer di rumah. Belajar komputer baru sekarang ini. Seneng banget bisa belajar komputer gratis," ujar Anisa kepada Kompas.com. Daerah Sukaluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung menjadi bidikan Astra. Selain karena lokasinya yang berdekatan dengan Astra Biz Center, Sukaluyu dipilih karena kondisi masyarakatnya.

Menurut Ketua Yayasan Nurul Fallah yang juga pengelola Rupin Astra, Yayat Rustandi, warga RW 08 merupakan daerah terpadat di Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Regol. Ada sekitar 6.000 warga, yang 60-70 persen di antaranya merupakan masyarakat bawah yang bekerja di antaranya sebagai buruh pabrik dan berjualan keliling.

“Di sini padat penduduk. Satu rumah bisa lebih dari satu KK, dan 60-70 persen di antaranya kurang mampu,” ucap Yayat. Karena masalah ekonomi itu pula, rata-rata tingkat pendidikan di daerahnya hanya sampai SMP. Bahkan ada kalanya mereka ogah-ogahan untuk sekolah dan memilih mencari uang, karena sekolah pun ujung-ujungnya untuk mencari uang.

“Ini yang menjadi tantangan buat kami. Mereka rata-rata tidak peduli pendidikan. Bahkan ketika kami mendapatkan bantuan untuk beasiswa dan mempersilakan masyarakat mendaftar, peminatnya sangat sedikit,” ucapnya.

Itulah yang membut Yayat dan teman-teman di Yayasan bermimpi mendirikan rumah bacaan. Selama bertahun-tahun, ia mengumpulkan buku, namun yang terkumpul belum banyak. Hingga 2014 lalu, gayung bersambut. Astra menyampaikan niatnya menyalurkan CSR dengan membangun Rupin Astra di Madrasah Nurul Fallah.

Nurul Fallah sudah memiliki madrasah, Rupin Astra menggunakan bangunan tersebut. Jadwal operasionalnya, pada Senin-Jumat, digunakan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sabtu-Minggu digunakan untuk Rupin Astra dari pukul 08.00-17.00 WIB. Rupin Astra dilengkapi berbagai fasilitas yang mencakup lima sentra, yakni sentra bermain, buku, komputer, audio visual, dan kriya. Fasilitas tersebut sangat disukai anak-anak dari PAUD, bahkan hingga mahasiswa.

“Kami tidak memiliki lapangan untuk tempat bermain anak. Makanya, Rupin Astra bisa berubah wujud juga jadi tempat bermain sekaligus belajar,” tutur Yayat. Karena itu, setiap Sabtu-Minggu, Rupin Astra penuh dengan anak-anak. Mereka membaca, belajar bersama, mengerjakan PR, atau hanya mengobrol dan bermain. Dalam menjalankan rupin, ada beberapa pembimbing yang teribat.

Di antaranya guru PAUD, mahasiswa, atau siswa SMA yang mendapat beasiswa dari Astra. Untuk kriya sendiri dikelola remaja masjid. Mereka membuat berbagai kerajinan boneka dari barang bekas, atau membuat sablon untuk piring, gelas, dan kaus. Hasil dari penjualan digunakan untuk kegiatan sekaligus uang tambahan remaja masjid.

Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Rupin Astra berdiri Juni 2014. Selama lebih dari setahun ini, Rupin Astra sudah banyak membantu. Namun sampai sekarang masih ada sebagian masyarakat bawah yang kurang peduli tentang pentingnya pendidikan. Itu artinya, pekerjaan rumah pengelola Rupin masih besar.

“Kami harus berjuang lebih keras lagi. Caranya dengan mengajak warga yang sudah aktif di PAUD dan Rupin. Setelah itu, biar warga tersebut yang menyebarkannya ke warga lainnya sehingga mereka (sebagian warga kurang mampu) tergerak hatinya untuk bergabung,” imbuhnya. Salah satu kegiatan yang digelar adalah talkshow tentang Parenting, hasil kerja sama warga dengan Astra.

Dalam acara tersebut akan dijelaskan bagaimana pola pendidikan anak sehingga menumbuhkan minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya. “Kalau masalahnya ada di uang, Astra bisa membantu. Namun persoalannya, apakah orangtua ini mau peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Itu yang kami upayakan,” imbuhnya.

Yayat berharap, seluruh kegiatan yang digelarnya membawa dampak positif, sehingga muncul cahaya-cahaya baru dari Rupin Astra. Ia pun berharap apa yang dicita-citakan dirinya dan Astra terwujud, yakni menjadikan RW 08 berprestasi dan percontohan untuk daerah lainnya di bidang pendidikan, ekonomi, maupun lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com