Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-Hati Tertipu Ban Vulkanisir!

Kompas.com - 13/10/2015, 08:20 WIB
Aditya Maulana

Penulis


Jakarta, KompasOtomotif
– Bagi sejumlah orang ban baru harganya tergolong mahal. Sebagai alternatif, ban bekas biasanya jadi alternatif. Tapi, harus lebih teliti ketika Anda membeli ban bekas, sebab di pasaran banyak beredar ban vulkanisir/suntikan atau yang sudah direkondisi ulang pada bagian grip (kembangan), sehingga tampak seperti baru.

Menggunakan ban vulkanisir itu sangat berbahaya, karena sebelumnya ban itu sudah tipis dan tidak layak pakai. Maka potensi untuk meledak cukup besar apalagi ketika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi.

Aditya Maulana, KompasOtomotif Ban bekas berkualitas dengan harga miring

Asmal, pemilik dari toko Berkah Jaya Ban di Jalan Raya Jatiwaringin Nomor 12 Pangkalan Jati, Jakarta Timur, memberikan cara sederhana mengenal profil ban vulkanisir. Menurutnya sangat mudah membedakan mana ban hasil vulkanisir dengan yang bukan. Berikut pemaparannya:

1. Paling mendasar adalah melihat grip (kembangan) dari ban tersebut. Jika bentuknya tidak presisi atau rapih seperti ban baru, bisa dipastikan itu hasil vulkanisir.

2. Periksa ketebalan ban, jika sudah ada kawat yang keluar jangan dibeli karena itu sudah pasti ban vulkanisir. Karena dalam membuat kembangan, pelaku menggunakan pisau khusus, otomatis ketebalan ban akan berkurang.

3. Terakhir yang paling mudah diketahui adalah mengenai harga. Karena ban vulkanisir dibanderol lebih murah dari ban bekas.

“Misalnya ban bekas harganya 50 persen lebih murah dari ban baru, sedangkan ban vulkanisir lebih murah dari itu. Itu perlu dicurigai. Usahakan jangan membeli karena akan membahayakan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya saat ditemui KompasOtomotif beberapa hari lalu di Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com