Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ford Selamat dari Kenaikan Bea Masuk karena Thailand

Kompas.com - 31/07/2015, 10:36 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

  Chiang Rai, KompasOtomotif - Industri otomotif kembali mengalami kendala di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit saat ini. Kendala baru yang dimaksud adalah kenaikan pajak bea masuk (impor duty) kendaraan yang baru saja dilakukan Pemerintah Indonesia.
 
Kebijakan baru ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, menandatangani peraturan tersebut 8 Juli 2015, diundang-undangkan sehari setelahnya (9 Juli 2015), dan berlaku dua minggu setelah penetapan (23 Juli 2015).
 
Khusus untuk tarif kendaraan bermotor, kenaikan bea masuk yang ditetapkan untuk mobil CBU dari luar negara mitra yang memiliki kerja sama ekonomi dengan Indonesia atau ASEAN, menjadi 50 persen dari sebelumnya hanya 40 persen.
 
"Iya saya sudah dengar tentang peraturan bea masuk tersebut naik menjadi 50 persen. Tentunya ini jadi masalah baru buat produsen yang belum memiliki pabrik di sini, atau masih mendatangkan produknya dari negara yang tidak memiliki perjanjian kerja sama perdagangan," jelas Bagus Susanto, Managing Director PT Ford Motor Indonesia, kepada KompasOtomotif, Kamis (30/7/2015).
 
Ford di Indonesia masih bergantung dengan pasokan barang dari Thailand. Situasi ini cukup menguntungkan, mengingat Thailand berada dalam regional ASEAN punya perjanjian AFTA (ASEAN Free Trade Area). Ford saat ini punya line-up produk yang cukup banyak di Indonesia. Dimulai Fiesta (1.5 dan EcoBoost), EcoSport, Focus, Ranger dan Everest.
 
"Beberapa teman (produsen) yang mengandalkan kiriman produk dari Eropa dan Amerika Serikat cukup terpukul. Tapi cukup sulit, karena pastinya peraturan pemerintah ini punya tujuan baik untuk meningkatkan investasi di dalam negeri," ujar Bagus lagi.
 
Fleet
Terlepas dari masalah bea masuk, FMI sendiri saat ini juga bersandar pada penjualan yang bersifat borongan (fleet). Dua produk yang sangat bergantung pada segmen fleet ini adalah Ranger dan Everest.
 
"Everest 4x4 generasi lama bisa dikatakan hampir semuanya fleet, kecil sekali buat pembelian perorangan, kalaupun ada hanya penghobi off-road. Ranger juga begitu, fleed dari perusahaan tambang, atau kendaraan pemerintah," lanjut Bagus.
 
Generasi terbaru dua model tersebut akan meluncur pada event pameran otomotif nasional Agustus mendatang. FMI masih berharap pada pembelian di segmen fleet buat Ranger dan Everest usai diluncurkan nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com