Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Bahan Bakar yang Menipis Saat Macet Mudik

Kompas.com - 15/07/2015, 11:28 WIB
Jakarta, KompasOtomotif - Kemacetan panjang sudah jamak terjadi ketika mendekati puncak arus mudik Lebaran. Antrian kendaraan bahkan sudah terjadi di ruas jalan Jakarta menuju Tol Cikampek, sampai Cipali. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan bahan bakar pada kendaraan.

Bila masih berada di ruas Tol Cikampek, tentunya tidak terlalu khawatir karena tersedia beberapa rest area dengan SPBU. Masalah bahan bakar baru akan terasa di ruas Tol Cipali dengan panjang mencapai 116,75 kilometer, dengan SPBU yang terbatas.

Saat macet panjang dan sisa bahan bakar pada kendaraan menipis, tentunya akan menimbulkan kekhawatiran tidak cukup untuk mencapai SPBU. Lalu bagaimana mengatasinya agar tidak sampai kehabisan bahan bakar? Dadi Hendradi, GM Technical Service TAM berbagi tipsnya.

Pertama, kata Dadi, lebih baik bersikap siap-siap. Siap-siap dalam artian di sini adalah kalau indikator bahan bakar sudah di level setengah kurang, lebih baik segera penuhi kembali saat bertemu SPBU.

"Be ready saja, jangan menunda isi bahan bakar. Segera penuhi kembali bila bertemu SPBU. Ini bisa menjadi cara preventif bila harus terjebak macet berjam-jam dan pom bensin jarang seperti di Cipali," jelas Dadi saat dihubungi KompasOtomotif, Rabu (15/7/2015).

Dadi melanjutkan, saat macet sampai dalam kondisi berhenti dengan durasi lima-10 menit, perhitungan konsumsi bahan bakar kendaraan akan sulit. "Misalnya Toyota Avanza dengan perhitungan konsumsi BBM 15 kpl. Itu perhitungan normal, kalau macet tentu jadi kacau. Bisa jadi 0 kpl, karena stuck dalam waktu lama."

Bila sudah terlanjur terjebak macet dan sisa bahan bakar di tangki menipis, Dadi menyarankan untuk sedikit berkorban dengan mematikan AC. "Bila perlu malah matikan saja mesinnya. Misalnya macet sampai 10 menit berhenti, mesin matikan saja. Tentu dengan catatan kondisi aki masih baik," lanjut pria ramah ini.

Jangan terburu-buru dalam menginjak pedal gas, usahakan perlahan dan jaga putaran mesin di angka 2.000 sampai 2.500 RPM. "Cara ini memang tidak memberikan efek terlalu besar, tapi lumayan efektif untuk tidak terlalu boros BBM."

"Umumnya, dalam kondisi indikator bensin sudah berkedip, atau jarum indikator ada di huruf E, masih ada sisa bahan bakar 5 sampai 7 liter di tangki. Segera cari SPBU terdekat dan kembali isi penuh bahan bakar," lanjut dia lagi.

Dadi menegaskan, jangan pernah memilih opsi untuk menyetok bahan bakar dalam wadah seperti botol atau jeriken. Pasalnya, bahan bakar seperti bensin bersifat pelarut, dikhawatirkan plastik pada botol yang digunakan tidak kuat hingga bensin malah bocor atau tumpah di dalam kabin. Uap bensin ini yang berbahaya bila terhirup penumpang atau pengemudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com