Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Ragam Kondisi "Airbag" Mengembang

Kompas.com - 17/06/2015, 15:22 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Tidak semua jenis tabrakan pada mobil menyebabkan kantong udara alias airbag mengembang. Kondisi penyebab airbag mengembang bisa berbeda tergantung kondisi, merek, model, serta jumlah dan letak airbag. Nah, semua penjelasan sesuai terkait hal itu sebenarnya bisa ditemukan di buku manual yang termasuk kelengkapan kepemilikan mobil.

Sebagai contoh, penjelasan terkait airbag diambil dari buku manual Toyota Fortuner 2014. SUV medium yang dirakit di dalam negeri ini punya kelengkapan dual SRS (Supplemental Restraint System) Airbag. Sama seperti berbagai model lain yang dijual di Indonesia, fitur itu terdiri dari dua kantong udara, yakni di depan pengemudi dan penumpang depan.

Menurut Dadi Hendriadi, GM Technical Service TAM, SRS Airbag adalah sistem keselamatan berupa suplemen untuk sabuk pengaman. Jadi, alat keselamatan utama tetap sabuk pengaman. “Airbag meningkatkan efektifitas sabuk pengaman dalam menurunkan tingkat fatalitas akibat tabrakan,” jelas Dadi, Rabu (17/6/2015).

Di buku manual dijelaskan, ada tujuh komponen penting dalam SRS Airbag, yaitu sensor benturan depan, airbag pengemudi, airbag penumpang depan, lampu peringatan SRS, pretensioner sabuk keselamatan dan batas tekanan, serta sensor airbag assembly.

Ilustrasi kantong udara.

Cara kerja airbag

Airbag akan mengembang bila sensor depan mendeteksi benturan melebihi ambang batas yang ditentukan. Memang seberapa kuat benturan tidak dijelaskan dalam satuan ukur, tapi kekuatannya bisa disetarakan benturan depan pada 20-30 kpj dengan dinding yang tidak bergerak atau berubah bentuk. Cara kerja airbag, saat tabrakan reaksi kima dalam inflator mengisi airbag dengan gas tidak beracun sampai mengembung.

Dipaparkan pula ambang batas kecepatan menjadi lebih tinggi bila kendaaan menabrak sesuatu seperti kendaraan parkir atau rambu lalu lintas yang dapat berubah bentuk saat berbenturan. Selain itu ada kemungkinan saat kecelakaan hanya pretensioner sabuk pengaman yang aktif sedangkan airbag tidak mengembung.

Fungsi pretensioner mengencangkan sabuk pengaman untuk menjaga tubuh tetap menempel pada jok dan mengurangi benturan bila airbag mengembang. Pretensioner aktif ketika sensor mendapati terjadi benturan, saat itu juga lampu peringatan SRS akan menyala. Menurut Dadi, pretensioner sabuk pengaman juga digerakan oleh inflator sama seperti airbag, jadi hanya sekali pakai dan wajib diganti bila telah aktif.

Perlu diketahui juga pretensioner berbeda dengan retraktor pengunci darurat (Emergency Locking Retractor/ELR) yang akan mengunci sabuk pengaman saat badan tiba-tiba menyondong ke depan.

Toyota Astra Motor (TAM) Kemungkinan lain.

Kondisi lain penyebab airbag mengembang

Airbag juga dijelaskan bisa mengembang bila terdapat benturan di bagian bawah kendaraan. Beberapa contoh kasus seperti menabrak pinggiran jalan, trotoar, atau permukaan yang keras. Selain itu ketika mobil terjatuh atau lompat ke lobang dalam lalu mendarat dengan keras, airbag juga bisa jadi mengembang.

Toyota Astra Motor (TAM) Berbagai kondisi "airbag" tidak mengembang.

Jenis kecelakaan airbag tidak mengembang

Dalam buku manual memang tidak dijelaskan dengan detail mengapa airbag tidak mengembang dalam kondisi yang bisa didefinisikan kecelakaan. Hanya saja diterangkan SRS airbag tidak dirancang bila kendaraan terlibat kecelakaan dari samping, belakang, terguling, atau tabrakan depan berkecepatan rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com