Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinergi Multak Dibutuhkan untuk Konversi BBM ke Gas

Kompas.com - 22/08/2014, 19:23 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Bandung, KompasOtomotif - Program konversi energi transportasi dari konsumen bahan bakar minyak (BBM) ke gas (BBG) dibutuhkan keseriusan dari pihak terkait. Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, konversi energi ke BBG hanya akan berhasil jika terjadi sinergi antara Kementerian ESDM, Kementrian Perindustrian, ATPM dan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Para pihak tersebut harus menjalankan fungsi masing-masing sehingga tiga aspek utama yang menjadi prasyarat terwujudnya konversi ke BBG yaitu pasokan gas, infrastruktur berupa SPBG/MRU, dan pasar dapat tercipta.

Kementerian ESDM harus memastikan bahwa pasokan gas tersedia, demikian juga PGN yang menyiapkan infrastruktur dalam bentuk SPBG. Sementara untuk meningkatkan populasi pengguna BBG peran kementerian perindustrian dan ATPM sangat krusial dan strategis.

Kementerian Perindustrian harus membuat kebijakan yang memaksa industri otomotif untuk menyiapkan infrastruktur, dengan memasang konverter kita. Kepada ATPM diwajibkan untuk memproduksi mobil dual fuel dan menyiapkan bengkel-bengkel yang menyediakan konverter kita sesuai standar ATPM.

"Sinergi yang melibatkan semua pihak itu akan menjadi kunci keberhasilan konversi ke BBG. Jika sinergi itu tercipta, tentunya juga akan mendorong pelaku usaha semakin tertarik untuk masuk ke bisnis SPBG, sehingga jumlah SPBG akan meningkat lebih cepat,"  beber Mamit di Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/8/2014).

Thailand
Noegardjito, Sekertaris Umum Gaikindo, mencontohkan apa yang dilakukan Pemerintah Thailand dalam menyukseskan program serupa di negaranya. Pemerintah Negeri Gajah Putih menyiapkan kebijakan jangka panjang dalam program konversi energi ke gas.

Tiga insentif langsung disiapkan guna merangsang pelaku industri mendukung program konversi energi. Setiap mobil berbahan bakar gas (natural Gas vehicle) yang diproduksi mendapat keringanan 5-20 persen terhadap pajak mewah.

Selain itu, bagi konsumen yang menggunakan kendaraan berbahan bakar dua jenis (bensin dan gas) mendapat keringanan diskon 25 persen pajak kendaraan bermotor. Untuk kendaraan berbahan bakar khusus gas, mendapat potongan pajak hingga 50 persen.

"Bagi pelaku industri, komponen pendukung program konversi seperti konverter kit dan tangki gas dibebaskan dari pajak impor. Jadi, kebijakannya menyeluruh," beber Noegardjito. Di samping itu, jumlah infrastruktur SPBG di Thailand jumlahnya juga jauh lebih banyak, pada 2010 saja tercatat sudah 428 lokasi. Pada 2014, jumlah ini ditargetkan terus bertambah bertahap hingga 566 lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com