Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Memanaskan Mesin Mobil yang Benar

Kompas.com - 24/04/2014, 10:00 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Berlama-lama memanaskan mesin mobil sebelum memulai perjalanan masih menjadi kebiasaan, terutama di pagi hari atau ketika mobil sudah lama didiamkan (lebih dari 6 jam). Namun dengan kemajuan teknologi injeksi pada mesin mobil modern kebiasaan itu sudah tidak perlu lagi dilakukan.

Alasan utama, kebutuhan bahan bakar untuk proses pembakaran telah diatur dengan mumpuni oleh Electronic Control Unit (ECU). Jadi tak perlu lagi proses pemanasan untuk mendapatkan suhu optimal kerja mesin.

“Sebenarnya ketika mesin dihidupkan, mobil yang menggunakan sistem injeksi sudah bisa langsung digunakan tanpa ada masalah. Memanaskan untuk mobil-mobil sekarang paling ideal 30 detik sampai 1 menit, selebihnya percuma, karena hanya membuang bensin,” terang Arwin Sinaga, Kepala bengkel Daihatsu Pondok Indah, kepada KompasOtomotif, Rabu (23/4/2014).

Bila masih ragu, salah satu cara mudah mengamati mesin sudah dalam kondisi siap jalan dengan memperhatikan indikator temperatur mesin. Bila normal, jarum penunjuk perlahan naik ke posisi tengah. Setelah itu mobil siap digunakan.

“Umumnya, begitu mesin menyala jarum langsung beranjak sedikit di bawah posisi tengah. Itu cuma masalah delay pada sensor, sebenarnya mesin sudah siap,” ujar Arwin.

Pelumas
Keraguan soal pelumas mesin yang belum bersirkulasi dengan baik, juga merupakan anggapan yang kurang benar. Arwin menuturkan, kualitas pelumas yang beredar sekarang jauh lebih baik, dengan catatan pelumas yang digunakan sesuai spesifikasi yang dianjurkan.

“Tidak semua material atau partikel pelumas langsung turun ketika mesin berhenti walau cukup lama. Sebagian tetap menempel di jeroan mesin, ini menjaga mesin lebih baik lagi,” terangnya.

Percuma
Rutinitas memanaskan mobil terlalu lama, terutama di pagi hari, tergolong merugikan. Pasalnya, dalam kondisi stasioner, mesin tetap meminta kebutuhan bensin. “Ukuran gas mobil normal berada di 800 rpm (tanpa AC) hingga 1.200 rpm. Kalau mesin sudah stabil, buat apa dipanaskan terlalu lama, percuma, karena boros bensin,” imbuh Arwin yang juga menerangkan kondisi itu mirip saat mobil terjebak macet.

Jadi, mobil-mobil injeksi sebenarnya masih perlu dipanaskan namun waktunya jauh lebih singkat. Malah sekarang, Arwin menambahkan, membiarkan mobil dalam kondisi idle beberapa saat, biasanya digunakan untuk mengulur waktu agar AC bekerja mendinginkan suhu kabin.

Racun
Saat terlalu lama memanaskan mobil, mesti diingat mobil menjadi sumber polusi udara. Emisi gas buang knalpot mengandung bahan-bahan berbahaya, terutama bagi kesehatan. Kandungan zat paling dominan yang keluar dari knalpot adalah karbon dioksida (CO2). Bila berlebihan, senyawa kimia ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan akut. 

Saat kondisi idle, hanya sedikit kemungkinan asap knalpot masuk ke dalam kabin. Namun yang perlu dikhawatirkan ketika mobil dipanaskan di ruang tertutup, misalnya garasi atau parkiran gedung. Konsentrasi gas buang akan meningkat karena asap terperangkap di ruang yang minim sirkulasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com