Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Pengisian Aki Tidak Stabil, Bisa Lakukan Ini!

Kompas.com - 24/03/2014, 19:37 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Bekasi, KompasOtomotif – Mendeteksi proses pengisian listrik pada aki sepeda motor penting dilakukan. Hal tersebut untuk mencegah aki mati tiba-tiba. Efeknya tentu akan mengganggu sistem kelistrikan dan injeksi (bagi yang sudah menggunakan). Bagaimana cara mendeteksi sudah diulas di artikel sebelumya. Jika setelah dilakukan pengecekan ternyata pengisian aki tidak normal, tentu ada langkah lanjutan yang perlu Anda ketahui.

Ari Tristianto Wibowo, Product Marketing Technical Support DMS Motor, bengkel spesialis kelistrikan dan efisiensi motor di Jati Asih, Bekasi, mengatakan, umumnya kerusakan ada pada regulator atau kumparan.

”Saat memeriksa pengisian aki dengan mengukur tegangan mesin hidup di putaran sekitar 3.000 rpm, kita lihat apakah pengisian kurang (tekor) atau berlebih (over). Kembali ke perumpamaan air di ember dan keran, air di ember harus dijaga selalu penuh, tapi tidak boleh luber. Jadi derasnya air yang keluar dari keran harus mengikuti penggunaan air di ember,” urai Ari.

Lebih detail, Ari menjelaskan, keran air adalah perumpamaan untuk regulator atau sering disebut kiprok. Anggaplah kiprok adalah keran air yang bekerja otomatis memantau penuhnya ember. Jika pengisian berlebih hingga mencapai 15 V atau lebih, sudah bisa dipastikan kiproknya yang rusak. Ganti kiprok dan pengisian akan normal kembali.

Donny Apriliananda Kiprok pada sepeda motor, salah satu penyebab tidak stabilnya pengisian aki.

Cek ”sumber air”.
Namun jika pengisian tekor atau kurang, ada dua kemungkinan, kerannya rusak, atau sumber airnya yang bermasalah. Anggaplah sumber air itu adalah Perusahaan Air Minum (PAM). Walau keran normal dan terbuka penuh, kalau PAM tidak memberi air cukup, percuma.

”PAM adalah perumpamaan untuk kumparan atau sepul. Sepul bekerjasama dengan magnet yang berputar untuk menghasilkan listrik. Berdasarkan pengalaman, jarang sekali magnet rusak, biasanya kalau tidak kiprok berarti sepul, kecuali pada Vespa keluaran lawas, cukup sering terjadi magnet rusak,” jelas Ari.

Untuk memastikan sepul rusak atau tidak, perlu dilakukan pengukuran tegangan pada arus dari sepul sebelum kiprok. Arus listrik ini adalah bolak balik atau AC. Tegangan saat stasioner sekitar 25-30 V, sedangkan saat putaran mesin naik bisa mencapai 100 V. Jika kurang, sudah pasti sepul rusak.

”Pengisian tekor atau berlebih akan merusak aki dan perlengkapan listrik lain. Banyak kasus saat pengisian berlebih aki akan menggembung seperti balon,” pesan Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com