Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Avanzanation Journey 2014 [Timur]

Penggalan Kisah Nusantara di Makassar

Kompas.com - 24/02/2014, 13:49 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Makassar, KompasOTomotif – Ekplorasi Avanza di Makassar, Sulawesi Selatan belum berakhir. Setelah melihat kerajaan kupu-kupu dan peninggalan prasejarah, perjalanan dilanjutkan mulai pagi hari, Minggu, (23/2/2014), mengunjungi beberapa lokasi istimewa sekaligus belajar salah satu penggalan kisah sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Sama seperti kota-kota sebelumnya, program CSR kembali digelar. Kali ini, tim membantu Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota (DPKK) untuk tetap melestarikan keindahan Taman Macan. Ruang hijau yang terletak di Jl. Balaikota ini sering dikunjungi masyarakat untuk berolahraga dan bersantai. Itu sebabnya peremajaan terus dilakukan. Sumbangan, secara simbolis diserahkan kepada Ir. H. Musayeng, selaku Kepala DPKK.

Benteng
Usai berbagi, rombongan bergeser ke destinasi selanjutnya. Kami mengarah ke pesisir pantai barat, tepatnya ke benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo yang disebut Fort Rotterdam alias Benteng Ujung Pandang.

Awalnya, dibangun di atas tanah liat pada 1545 oleh Raja Gowa ke-9. Kemudian konstruksinya diganti memakai bahan batu padas oleh Sultan Alauddin. Bila dilihat dari "mata burung", garis pertahanan dari serangan Belanda ini terlihat seperti katak, hewan yang bisa hidup di dua habitat, dianalogikan seperti kejayaan Kerajaan Gowa di darat dan laut.

Kisah pilu terkuak saat kaki mulai berjalan lebih jauh ke dalam. Ternyata di sinilah Belanda mengasingkan pemimpin perang Jawa dengan catatan korban paling besar di Indonesia, Pangeran Diponegoro. Penjajah itu menangkap secara licik dan menempatkan di sel kecil selama sisa hidupnya. Di era modern pemerintah mengambil alih Fort Rotterdam, selain mengubahnya menjadi tujuan wisata, beberapa bagian dijadikan kantor Pusat Kebudayaan.

Monumen Mandala
Perjalanan kemudian mendatangi Monumen Mandala. Bangunan bersejarah ini juga punya nama lain, yakni monumen pembebasan Irian Barat (nama sebelum Papua).  Kok bisa di Makassar? Sebab disinilah lokasi markas pertama pasukan tempur "cetakan" Presiden Soekarno kala itu, yang bertekad keras mengusir Belanda dari bumi Papua pada 1962. Simbol “62” juga diteruskan menjadi ukuran meter tinggi menara, secara total bangunan 4 lantai ini memiliki tinggi 75 m.

Kendati sudah 20 tahun merdeka, posisi penjajah masih kuat di Papua. Akhirnya, pada 1961, Soekarno memutuskan untuk memukul mundur militer penjajah itu dengan menunjuk Soeharto sebagai jendral perang menghadapi Belanda.  Desain monumen dbuat seperti segitiga sama sisi, menggambarkan Tiga Komando Rakyat (Trikora), sebagai dasar segala usaha mengusir Belanda dari Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com