Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi Malaysia Menyaingi Industri Mobil Thailand dan Indonesia

Kompas.com - 17/02/2014, 13:10 WIB
Zulkifli BJ

Penulis

Kualalumpur, KompasOtomotif – Malaysia boleh saja berbangga dengan industri otomotif nasionalnya – punya merek sendiri, yaitu Proton (Perusahaan Otomobil Nasional) dan Perodua (Perusahaan Otomobil Kedua) dan sepeda motor Modenas! Kenyataannya, secara industri, kini justru menyebabkan negara itu kurang berkembang dan tidak terlalu berperan di ASEAN.

Sebagain contoh, tahun lalu produksi mobil di negara itu hanya 601.407 unit. Bandingkan dengan Indonesia, 1.208.211 unit atau Thailand yang lebih hebat lagi, 2.457.057 unit. Untuk produksi, di Malaysia berkontribusi 13,5 pesen dari 4.439.474 unit. Bandingkan dengan Thailand hampir 55,2 persen dan Indonesia 27,2 persen!

Mobil Hemat Energi
Melihat situasi politik Thailand yang kurang stabil akhir-akhir ini, bulan lalu Malaysia mengumumkan serangkaian insentif untuk menarik investor – khususnya industri mobil. Targetnya, menjadikan Malaysia sebagai basis industri kendaraan hemat energi atau energy efficient vehicle (EEV) di ASEAN. Untuk itu dibentuklah the National Automotive Policy (NAP) 2014.

Melihat gelagat ini, pengamat industri otomotif Thailand memberi ulasan. Dijelaskan, dengan populasi hampir 30 juta (di semanjung saja 22,6 juta), Malaysia kurang begitu menarik bagi produsen negara lain sebagai basis produksi. Alasan yang dikemukakan, kebijakan industri otomotif negara tersebut dan jumlah penduduk. Ditegaskan, Malaysia kalah menarik dibandingkan sesama anggota ASEAN lain, yaitu Thailand dan Indonesia.

“Kami berharap, dengan NAP 2014 memungkinkan Malaysia menjadi pusat produksi kendaraan hemat energi di ASEAN di masa yang akan datang,” jelas Menteri Perdagangan Internasional dan industri, Mustapha Mohamed saat memperkenalkan program tersebut yang dikutip berbagai media.

Ditambahkan, kebijakkan rencana jangka panjang ini bisa terwujud pada 2020. Saat itu, menurutnya, Malaysia bisa mengekspor 250.000 unit mobil hemat energi, dengan nilai 32 juta dolar dari komponen yang diekspor dan menciptakan 150.000 lapangan kerja.Sedangkan target produksi mobil nantinya 1,25 juta unit, sekitar 250.000 unit diekspor.

Asia Focus
Mustapa mengatakan, tiga produsen sedang membicarakan rencana investasi – mendirikan pabrik – dengan pejabat resmi Malaysia tanpa menyebutkan nama perusahaan. Asia Focus, seperti yang diberitakan Thai Auto Book, ketika menghubungi beberapa produsen mobil terkemuka di dunia dan menanyakan pernyataan Malaysia tersebut, tak satu pun tertarik menaikkan kapasitas produksi di negara terseubt.

Komentar yang muncul, pasar Malaysia terlalu kecil untuk mendirikan pabrik baru plus dukungan industri komponen yang masih kurang. Padahal, kedua aspek tersebut kunci utama bagi produsen mobil memutuskan satu negara didjadikan sebaga basis produksi.

Kyoici Tanada, PresidenToyota Asia-Pacific, dulunya Presiden Direktur Toyota Thailand, hanya berkomentar, tidak mudah menjadikan Malaysia sebagai pusat produksi kendaraan hemat energi!

“Thailand masih lebih baik dengan pasar lebih besar. Tidak mudah menambah produksi di Malaysia,” katanya. Di Malaysia, Toyota hanya bisa menjual 90.000 – 100.000 unit pada tahun lalu. Bandingkan dengan Thailand, produksi 1,15 juta, penjualan 445.000 unit. Sedangkan di Indonesia, bisa menjual 435.000 unit.

Dominasi Proton dan Perdua
Total penjualan mobil di Malaysia tahun lalu hanya 655.739 unit, 51 persen dikuasai oleh dua merek nasionalnya, yaitu Perodua (30 persen) dan Proton (21 persen, turun dari tahun sebelumnya 23 pesen). Bandingkan dengan Thailand 1,33 juta dan Indonesia 1,23 juta unit.

Sampai sekarang hanya Mazda dan produsen lokal Perodua berencana berinvestasi 2,25 juta ringgit untuk kendaraan hemat energi. Kebijakan Malaysia hanya memberi kesempatan kepada produsen asing membuat mobil hibrida dengan mesin bensin 1,8 liter.  

Ditambahkan, jika program NAP sukses, harga mobil hemat energi di negera itu bisa diturunkan 20–30 persen pada 2017. Malaysia menargetkan, 85 persen dari kendaraan yang dibuat di Malaysia pada 2020 adalah jenis hemat energi.

Sementara Thailand yang tancap gas dengan industri otomotifnya, telah membuat julukan, “Detroit of the East”. Hal tersebut bisa ditunjang karena industri komponen otomotif Thailand melaju dengan cepat. Sementara Indonesia menarik dengan populasi 240 juta.

Produsen mobil nasional Malaysia kinimulai mendapat saingan dari merek yang terus menggerogoti pasar mereka. Contohnya, pangsa Proton di negara itu tahun lalu turun 2 persen dari 2012. Produsen dan merek asing yang berkibar di Malaysia, Toyota dengan penjualan 14 persen, Nissan dan Honda 8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com