Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Tidak Bernafsu dengan Mobil Listrik

Kompas.com - 12/06/2013, 08:46 WIB

London, KompasOtomotif - Bukan rahasia lagi, Toyota belum percaya penuh tatau bernafsu dengan mobil listrik murni. Termasuk teknologi untuk mengisi ulang baterai. Lantas bagaimana  dengan  hibrida "plug-in"? Jawab mereka, masih bisa dipertimbangkan!

Sebagai alternatif, Toyota kini malah lebih gencar mengembangkan teknologi sel bahan bakar atau hidrogen untuk mobil masa depan. Didier Stevens, Direktur Toyota Eropa bagian Hubungan Pemerintah dan Isyu Lingkungan mengatakan, mobil listrik bukan ide yang bagus selama masih mengandalkan pasokan dari sumber tenaga yang justru menghasilkan gas karbon lebih besar.

"Kami selalu mempelajari kendaraan, satu per satu. Tapi, jika mobil listrik tidak mengandalkan sumber dari energi yang terbarukan, itu sama saja bohong," jelas Stevens dilansir yang GreenAutoblog, kemarin (11/6/2013).

Masuk akal juga, tapi jika logikanya seperti itu, pertanyaan yang muncul, mengapa tetap menjual mobil berbahan bakar bensin yang juga menimbulkan emisi karbon? Dijelaskan,Toyota mengkhawatirkan keinginan pemerintah Jerman untuk menjual 1 juta unit mobil listrik sampai 2020. Jika makin  banyak mobil listrik mengandalkan sumber energi dari pembangkit tenaga listrik batu bara, itu bukan penyelesaian. "Hanya mengalihkan emisi gas buang ke area yang berbeda, bukan seperti ini caranya!" tegas Stevens.

Stevens menambahkan, kebijakkan pemerintah adalah salah satu kunci untuk mendorong teknologi otomotif menjadi ramah terhadap lingkungan. Arah kebijakkan harus diperjelas agar regulasi tidak sia-sia! 
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com