Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ford Fokus ke Asia Tenggara

Kompas.com - 06/05/2013, 10:41 WIB

Bangkok, KompasOtomotif - Basis produksi Ford di Thailand mampu memproduksi delapan kali lebih banyak dari penjualan yang diraihnya saat ini. Karena itu, rencana pemerintah Thailand mengulirkan program "Mobil Eco"  jilid dua langsung disambut oleh merek asal Amerika Serikat ini.

Ford  tidak akan terlalu bergantung lagi di Eropa. Asia Tenggara dibidik sebagai salah satu pasar terbesar di Asia, apalagi setelah IHS Automotive memperkirakan, Indonesia akan menjadi pasar utama di Asean mulai 2014 dengan menggeser Thailand. 

"Asia Tenggara kini sangat penting. Pasar masih dikuasai produk Jepang, lebih dari 80 persen," komentar Vivek Vaidya, Wakil Presiden bidang Otomotif dan Perhubungan dari lembaga peneliti Frost & Sullivan yang berbasis di Singapura yang dikutip Autonews, kemarin (5/5/2013).

Ford adalah produsen terbesar kedelapan di Thailand dan baru menikmati 4 persen pangsa pasar dengan penjualan utama, 40 persen adalah pikap, Dengan berjalannya waktu, konsumen di Thailand mulai beralih ke mobil kompak. Alasan utamanya, banderol dan biaya perawatan yang lebih murah. 

IHS Automotive menambahkan, tahun lalu kendaraan sub-kompak, termasuk eco car, penjualannya sudah mencapai setengah kendaraan bermotor roda empat di Thailand. Penjualan mobil kecil ramah lingkungan, melesat 29 persen pada 2016 dari tahun lalu hanya 16 persen.

Mobil Eco
Program mobil ramah lingkungan kembali bergulir tahun ini. Definisnya, mobil dengan konsumsi bahan bakar minimum 20 kpl, emisi gas buang 120 gram per km dan memenuhi standar tes tabrak. Setiap pabrikan diwajib menanamkan investasi segar minimal 5 miliar bath (Rp 1,6 triliun) mendirikan pabrik baru, untuk merakit kendaraan, memproduksi mesin dan komponen secara lokal.

Setiap merek yang memenuhi kualifikasi, akan mendapatkan insentif berupa pembebasan Pajak Korporasi, Bea Masuk untuk impor mesin dan peralatan, diskon 90 persen untuk pasokan bahan baku dan komponen jadi. Program mobil eco pertama yang bergulir pada 2007, melahirkan Nissan March, Mitsubishi Mirage, Suzuki Swift dan Honda Brio.

Paket kebijakkan tersebut  akan berakhir 2015, mendorong produsen  asing untuk mempertanyakan rencana pemerintah Thailand ke depan.

"Produsen menyiapkan model baru untuk tiga sampai lima tahun ke depan. Jika mereka mengembangkan satu model dan ternyata regulasinya berubah, akan menimbulkan kerugian finansial," komentar Michael Dunne, Presiden lembaga riset otomotif asal Hong Kong, Dunne & Co.

Pemerintah Thailand memperpanjang program mobil eco dengan target produksi 3 juta unit yang diprediksi tercapai 2017. Tahun lalu hanya 2 juta unit!  
"Kami sangat tertarik untuk bergabung. Posisi kami juga berbeda dibandingkan saat  2007, pertama kali program mobil eco diluncurkan," beber Matt Bradley, Presiden Ford kawasan Asia Tenggara.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com