Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MTI: Mobil Murah, Makin Macet!

Kompas.com - 26/02/2013, 07:55 WIB

Jakarta, KompasOtomotif — Jalanan di Jakarta dan kota-kota besar lain setiap hari macet. Rencana munculnya mobil murah, dicemaskan oleh sebagian masyarakat, akan menambah kemacetan. Pasalnya, orang akan beralih ke mobil pribadi ketimbang menggunakan angkutan umum.

"Ini yang dikhawatirkan. Bukan menggiring orang pindah ke moda transportasi massal, justru mereka membeli mobil kecil. Ini bahaya besar!" komentar Danang Parikesit, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), di Jakarta, kemarin (25/2/2013).

Dijelaskan, setiap tahun jumlah kendaraan di Indonesia terus meningkat. Namun, hal itu tidak diiringi dengan perbaikan moda transportasi umum. Menurut Kepolisian Republik Indonesia, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 94,2 juta unit pada 2012, naik 12 persen dari tahun sebelumnya 84,1 juta unit. "Sepeda motor masih terbesar. Namun, jumlah pengendaranya justru turun," ungkap Danang.

Menurutnya, perekonomian Indonesia masih terus tumbuh, terutama kalangan menengah yang memicu pergeseran konsumsi transportasi. Pengguna sepeda motor akan berpaling ke kendaraan roda empat jika mobil murah mulai dijual.

"Tidak lama lagi mobil dengan harga 4.000 dollar AS sampai 6.000 dollar AS akan masuk ke Indonesia. Pengguna sepeda motor akan beralih ke situ," beber Danang. Faktor lain, jumlah penduduk yang terus meningkat dan lokasi perumahan makin ke daerah pinggiran, transportasi mutlak dimiliki. "Solusinya ya harus dikombinasi. MRT salah satu saja. Solusi tercepat, menyiapkan transportasi yang banyak dan layak," lanjut Danang.

Kecepatan
Berdasarkan hasil penelitian MTI, di Pasar Minggu-Manggarai dan Cilandak-Monas terus terjadi penurunan kecepatan rata-rata kendaraan. Perhitungan menunjukkan, dalam dua sampai tiga tahun ke depan, penggunaan kendaraan bermotor tidak efektif lagi.

"Saat ini kecepatan kendaraan di wilayah tersebut pada jam sibuk, di pagi hari, mencapai 6-9 kpj. Mungkin, dalam 3 atau 4 tahun lagi menjadi 3-4 kpj, setara dengan kecepatan orang berjalan kaki," beber Danang.

Juga ada tren kenaikan jarak tempuh yang dilakukan pengendara sepeda motor di jalan. Beberapa tahun lalu, rata-rata jarak tempuh seseorang menggunakan sepeda motor itu hanya 20 km. Saat ini, jarak meningkat dua kali lipat menjadi 40 km. "Ini menunjukkan moda transportasi belum bisa diandalkan dan belum menyeluruh. Wajib dibenahi," tutup Danang.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com